Abang Cemburu
“Ayo kalian baikan!”
Sejak tadi Yujin terus membujuk kedua sahabatnya untuk berbaikan. Sudah hampir setengah jam dirinya dan Jihoon tiba di rumah Sungchan, tapi mereka belum bermain apapun. Bagaimana mereka mau bermain kalau mereka seperti orang yang bermusuhan?
Tak lama kemudian Jungwoo datang bersama Jihan dalam gendongannya.
“Eh kenapa ini kok masih belum main juga?”
“Ini Uchan sama Jiun marahan papi Woo”
“Abang sama Jihoon kenapa kok marahan? Kalian kan sahabat, masa diem-dieman kayak gini?”
Jungwoo tak mendapat jawaban dari Sungchan ataupun Jihoon.
“Abang, kasih tau papi ada apa?”
“Abang…” Jungwoo yang awalnya berdiri pun duduk di samping Sungchan, menyamakan tingginya dengan sang anak.
“Jiun panggil adek Jian papi…”
“Maksudnya gimana? Papi ga ngerti sayang”
“Adek itu namanya Jihan, tapi Jiun manggil adek pake panggilan Jian”
“Terus kalo Jihoon manggil adek Jian kenapa?”
Sungchan kembali terdiam.
“Kenapa abang? Bukannya nama abang Sungchan, dipanggilnya Uchan sama temen-temen abang. Terus Jihoon dipanggilnya Jiun, dan Yujin dipanggilnya Ujin. Terus kenapa kalo Jihoon panggil adek dengan sebutan Jian?”
“Abang engga suka…” ucap Sungchan dengan nada yang sangat kecil sampai tidak terdengar di telinga Jungwoo.
“Apa? Papi ga denger abang bilang apa”
“Abang engga suka Jiun panggil adek Jian. Soalnya Jiun bilang itu panggilan sayang Jiun ke adek”
Rasanya Jungwoo ingin tertawa mendengar alasan Sungchan marah pada Jihoon. Anak keduanya itu memang tsundere, meski setiap saat selalu menjahili adik perempuannya, tapi dia tidak rela jika ada anak lain yang menyayangi adiknya lebih dari dirinya.
“Yaudah gini, adek mau ga dipanggil Jian?” tanya Jungwoo pada putri kecilnya.
Jihan menggeleng, tandanya ia tidak mau dipanggil dengan sebutan Jian.
“Nda mau, abang nda suka. Maunya adek”
Sungchan terlihat lebih bersemangat saat mendengar kalimat adiknya. Jika bisa, Sungchan akan meledek Jihoon saat itu juga.
“Tuh, denger kan adek bilang apa? Adek maunya tetep dipanggil adek, ga mau dipanggil Jian. Jadi Jihoon manggilnya adek ya”
“Sekarang abang sama Jihoon ayo baikan”
Kedua tangan Jungwoo meraih tangan Sungchan dan Jihoon. Kedua anak laki-laki itu akhirnya berbaikan dengan bantuan Jungwoo.
“Udah ya ga ada yang marahan lagi?”
“Iya papi”
“Yaudah sekarang main gih di kamar abang. Sekalian ajak adek”
“Adek ayo sama kakak Ujiiinnnnn”
Yujin terlihat sangat bersemangat. Anak perempuan itu menggendong Jihan walau badan mereka tidak berbeda jauh. Sungchan dan Jihoon kemudian mengikuti Yujin, lalu mereka bermain bersama.
Fin.