BABY BREATH
Jung Jaehyun, seorang mahasiswa teknik arsitektur yang dikenal sebagai playboy yang memiliki banyak pacar diseluruh penjuru kampus. Siapa yang tidak kenal Jaehyun? Semuanya dari makhluk kasta tertinggi sampai binatang terkecil seperti semut pun mungkin tau akan sosok Jung Jaehyun.
Jaehyun selalu mendapat cinta dari banyak orang. Jika ia ingin memiliki seseorang, maka akan mendapatkannya. Mudah bagi seorang Jung Jaehyun untuk mendapatkan semuanya. Bagaimana tidak? Ia adalah definisi “sempurna”. Tampan, pintar, kulit seputih susu dan selembut bayi, serta kekayaan yang ia miliki.
Namun semua berubah ketika ia mengenal sosok Kim Jungwoo, lelaki berparas cantik dan manis, membuat Jaehyun jatuh cinta pada Jungwoo.
Perjalanan baru hidup Jaehyun dimulai pada saat ia bertemu Jungwoo ketika sedang melakukan volunteer.
“Hai”sapa Jaehyun
“Kau berbicara padaku?”
“Ya, kau. Aku Jung Jaehyun” ucap Jaehyun mengulurkan tangannya
“Aku tau”
“Bagaimana kau tau?”
“Semua makhluk yang ada di fakultas teknik tau siapa dirimu. Bahkan pohon pun tau”
“Kalau begitu, aku yang belum mengenalmu. Namamu?” Jaehyun mengulurkan tangannya untuk yang kedua kalinya.
“Kim Jungwoo”
Seperti itulah pertemuan singkat antara mereka. Pertemuan yang menyebabkan luka bagi seorang Jaehyun.
Setiap saat Jaehyun selalu berusaha menghabiskan waktu dengan Jungwoo. Jaehyun yang pada biasanya tinggal menunjuk siapa yang ia inginkan, sekarang ia yang harus berjuang untuk mendapatkan Jungwoo.
“Woo, malem minggu nanti nonton yuk”
“Ga bisa Je, gue sibuk”
“Ah lo mah sibuk mulu. Tiap gue ajak kemanapun pasti selalu ada alesan. Ayolahhhh”
“Lo cari cewek aja tuh sana. Pasti banyak yang mau pergi sama lo”
“Ga mau. Gue maunya sama lo”
“Je, lo kan terkenal playboy ya. Lo tinggal nunjuk A B C juga pasti langsung mau”
“Yaudah gue nunjuk lo”
“Je, gue sibuk”
“Gue maunya sama lo Kim Jungwoo”
“Aneh lo, kenapa harus gue coba?”
“Karna gue cinta sama lo”
Cinta. Cinta yang membuat malapetaka bagi Jaehyun. Perasaannya pada Jungwoo tumbuh bagaikan rumput liar, tidak dapat ia kendalikan.
“Hanahaki disease? Apa itu dok?”
“Hanahaki disease merupakan sebuah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia. Penyakit ini terjadi karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Penyakit ini mengakibatkan tumbuhnya kebun bunga di paru-paru manusia. Bunga-bunga itu akan terus mekar dan bertumbuh hingga menyumbat sistem pernapasan, termasuk batang tenggorokan. Pada umumnya penyakit ini adalah penyakit langka, rata-rata hanya 1-3 orang per tahun yang memiliki penyakit ini di setiap negara yang ada di dunia”
“Apa berbahaya dok?”
“Tergantung dengan orang yang kau cintai kedepannya. Apabila ia membalas rasa cintamu, maka kau akan sembuh dengan sendirinya. Jika tidak, ini akan berakibat fatal yang bisa menyebabkan kematian”
“Apa tidak ada cara lain untuk sembuh selain dia membalas cinta saya?”
“Ada, dengan operasi pengangkatan bunga yang ada di paru-parumu. Tapi perlu diketahui jika melakukan operasi maka rasa cintamu kepadanya akan hilang. Bahkan konsekuensi terparah adalah kau tidak bisa jatuh cinta lagi”
“John”
“Oit”
“Lo tau hanahaki disease ga?”
“Penyakit langka itu? One sided love?”
“Iya yang itu”
“Kenapa sama tu penyakit?”
“Menurut lo kalo misal ada yg punya penyakit itu bakal sembuh ga?”
“Hah gimana?”
“Misalnya gue kena penyakit itu kira-kira gue bakal sembuh ga?”
“Gue rasa kalo lo sih pasti sembuh. Secara gitu kan siapa yg bisa nolak lo? Lo demen sama dia nantinya juga dia bakal demen sama lo”
“Oh gitu ya...”
“Lo kenapa sih? Kok belakangan ini jadi aneh? Jadi sering mellow gitu, masa playboy mellow”
“Haha engga lah gue ga mellow”
Jaehyun terus memikirkan apa yang Johnny katakan. Apa benar dirinya bisa sembuh karna tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya? Tapi Jungwoo selalu menolak apa yang ia mau. Apa ia bisa mendapatkan cinta seorang Jungwoo? Apa ia mampu bertahan dengan kondisi badannya yang bisa saja sewaktu-waktu menjadi drop?
Beberapa hari setelahnya Jaehyun tidak pernah menghampiri Jungwoo. Ia ingin mencoba apakah dengan cara ini dia bisa sembuh atau tidak. Hal ini tentunya membuat Jungwoo merasa ganjil. Jaehyun yang biasanya selalu ada di dekatnya, kini menghilang tanpa kabar.
Sayangnya apa yang dilakukan Jaehyun tidak berbuah manis. Dengan cara itu justru membuat ia semakin memikirkan dan merindukan Jungwoo. Bukan sembuh yang ia dapatkan, tapi sakit yang lebih dalam.
Sampai suatu ketika Jungwoo melihat keberadaan Jaehyun di sebuah taman. Malam-malam, sendirian, hanya sedang memandang bintang.
“Je?”
“Eh Woo, sini duduk”
“Belakangan ini lo kemana? Kok gue jarang liat lo”
“Oh itu... Gue sibuk”
“Sibuk ngapelin cewek ya? Pantesan”
“Haha engga. Gue sibuk mikirin perasaan gue sama seseorang”
“Oh ya? Lo lagi suka sama seseorang? Coba ceritain ke gue”
“Yakin mau denger?”
“Iyaaaaa gue mau dengerin”
“Jadi... Gue jatuh cinta sama seseorang. Dia manis, baik, gue suka sama semua yang ada di diri dia”
“Siapa? Bisikin ke gue dong”
“Ada lah, cowok”
“HAH? Gue ga salah denger?”
“Anjir lo gue lagi serius cerita malah ngagetin. Untung jantung gue masih sehat”
“Yaa kaget aja sih. Gue kira lo demen sama cewek doang, ternyata...”
“Yang namanya perasaan kan ga ada yang tau”
“Iya oke. Terus gimana? Oh selama ini lo ga keliatan karna pdkt sama dia ya?”
“Engga. Justru gue ga keliatan karna gue lagi jauhin dia”
“Loh gimana sih katanya cinta tapi malah dijauhin. Huuuuu”
“Karna mencintai dia justru bikin gue sakit. Dia ga membalas rasa cinta gue”
“Loh kenapa? Bukannya di kampus kita ga ada yang bisa nolak lo?”
“Ada, dia. Coba sekarang gue tanya sama lo. Kalo gue bilang gue cinta sama lo, lo bakal nerima gue ga?”
“Engga”
“Uhuk uhuk”
Jaehyun terbatuk cukup parah sampai membuat dia memuntahkan bunga baby breath yang penuh dengan darah. Bahkan kini pernapasan Jaehyun sudah mulai berat.
“Je lo kenapa? Lo muntah... Darah... Bunga...”
“Hhhh... Jungwoo pergi... Hhhh pergi Woo”
“Tapi gue ga bisa ninggalin lo sendirian kayak gini”
“Hhhh... Jungwoo... tolong... lo... malah bikin... gue... makin sakit... tolong... pergi...”
“Ga bisa. Kita harus ke rumah sakit”
“GUE BILANG PERGI!”
“Oke oke gue pergi”
Jungwoo meninggalkan Jaehyun. Jungwoo tidak sepenuhnya meninggalkan, ia memperhatikan Jaehyun dari jauh. Ia melihat bagaimana lelaki itu berusaha bangkit dan berjalan tertatih-tatih. Sampai akhirnya tubuh Jaehyun tidak bisa dikendalikan dan ia pingsan. Jungwoo segera membawa Jaehyun ke dokter agar ia segera mendapat pertolongan medis.
“Anda keluarga Jaehyun?” tanya sang dokter pada Jungwoo
“Bukan dok, saya temannya. Kebetulan tadi kami lagi ngobrol di taman trus tiba-tiba dia muntah dan pingsan”
“Boleh saya tau apa yang kalian bicarakan?”
Jungwoo menceritakan tentang seluruh percakapan antara dia dan Jaehyun di taman.
“Boleh saya tau bunga kesukaan anda?”
“Saya? Saya suka banget sama bunga baby breath. Kenapa ya dok?”
“Dari analisa dan dari cerita kamu, saya merasa anda adalah orang yang dicintai Jaehyun”
“Saya?”
“Ya. Jaehyun mengalami hanahaki disease. Ia baru saja mendapat penolakan darimu sehingga menimbulkan reaksi pada tubuhnya. Bunga yang keluar dari tubuh Jaehyun adalah bunga baby breath, persis sama dengan bunga kesukaanmu”
Jungwoo terdiam. Ia tak tau harus apa. Semua yang baru saja diceritakan Jaehyun adalah dirinya. Bodoh, Jungwoo merasa bodoh. Mengapa ia tidak menyadarinya? Pantas saja Jaehyun menyuruhnya pergi, karna ialah sumber penderitaan Jaehyun.
“Lalu harus bagaimana untuk menyembuhkan Jaehyun dok?”
“Ada satu cara yang dapat menyembuhkannya, yaitu anda harus membalas cinta Jaehyun. Namun perasaan cinta itu harus tulus seperti makna bunga baby breath, bukan cinta yang didasari oleh rasa kasihan. Untuk saat ini anda tidak bisa melakukan hal tersebut bukan?”
“Iya dok, saya tidak bisa...”
“Karena itu jalan terakhir kita saat ini adalah operasi. Bunga yang ada di paru-paru Jaehyun harus segera diangkat”
“Kalau begitu lakukan dok. Lakukan apapun yang dapat menyelamatkan Jaehyun”
“Anda harus ingat satu hal. Ketika bunga di paru-paru penderita hanahaki diangkat, maka rasa cinta terhadap orang yang dicintainya akan hilang. Satu per satu bunga yang diangkat dari paru-parunya menandakan hilangnya sedikit demi sedikit perasaannya dan itu akan terjadi pada Jaehyun. Perasaannya pada anda akan hilang, bahkan mungkin ia akan melupakan anda karna bunga yang tumbuh sudah mengakar kuat pada paru-paru Jaehyun”
“Lakukan apapun dok. Setelah ini saya akan pergi dari hidup Jaehyun”
Jaehyun pun menjalankan operasi pengangkatan bunga yang ada di paru-parunya. Bunga-bunga tersebut sangat cantik dan indah, persis seperti Jungwoo. Namun dibalik keindahan tersebut membuat nafas Jaehyun menjadi sesak.
Operasi berjalan dengan lancar. Dokter berhasil mengangkat bunga yang hidup di paru-paru Jaehyun dan perasaannya pada Jungwoo juga telah hilang. Jungwoo pun menepati janjinya pada diri sendiri untuk pergi dari hidup Jaehyun.
2 tahun berlalu, baik Jaehyun maupun Jungwoo telah memiliki kehidupan masing-masing, namun tidak dengan kehidupan percintaan mereka.
“Jungwoo?”
“Oh hai, apa kabar?”
Mereka bertemu kembali. Acara reuni fakultas mempertemukan kembali mereka berdua.
“Uhuk uhuk”
“Je, lo gapapa?”
“Gue gapapa” ucap Jaehyun namun perkataannya tak sejalan dengan apa yang terjadi.
“Bunga baby breath lagi? Lo?”
“2 tahun lalu gue emang operasi Woo, tapi ternyata operasinya ga berhasil dengan sempurna. Gue pikir setelah gue operasi gue bakal bener-bener hilang rasa sama lo, tapi ternyata engga. Awalnya iya perasaan itu hilang, tapi lama kelamaan perasaan itu tumbuh lagi. Ternyata segitu besarnya rasa cinta gue ke lo sampe bunga baby breath tumbuh mengakar begitu kuat di paru-paru gue hahaha”
Satu tetes air mata berhasil jatuh ke pipi Jungwoo.
“Hey, jangan nangis” ucap Jaehyun mengusap air mata yang turun ke pipi Jungwoo.
“Berarti selama ini lo masih menderita karna gue? Gue masih jadi sumber penderitaan lo?”
“Engga. Lo bukan sumber penderitaan gue, tapi sumber kebahagiaan gue. Mungkin lo merasa kayak gitu, tapi gue engga. Bagi gue, lo adalah hal terindah yang ada di hidup gue, termasuk bunga-bunga ini. Mereka indah, meski mereka melukai gue dari dalam gue gapapa”
“Je...”
“Iya?”
“Setelah operasi apa lo masih ngerasain hal-hal sebelum lo operasi?”
“Iya, tapi ga separah dulu. Gue juga ga tau kenapa bisa gitu. Padahal dokter bilang beberapa bulan setelah operasi, bunga itu tumbuh seperti sebelumnya, padahal seharusnya bunga-bunga itu ga tumbuh lagi di paru-paru gue. Gue ga paham, harusnya dengan lo yang ga ada disisi gue harusnya gue makin parah, bahkan mungkin bisa aja saat ini kita udah ga ketemu, untuk selamanya”
“Jeje...” tangis Jungwoo semakin kencang
“Jangan nangis Woo ih gue yang sakit kenapa malah lo yang nangis”
“Lo sakit karna gue...”
“Engga. Gue bilang engga ya engga, paham? Gue juga belom selesai cerita. Dokter bilang, kondisi tubuh gue ini langka. Haha hidup gue rumit banget ya? Gue udah dapet penyakit langka, ditambah kondisi tubuh gue juga langka. Kayak yang gue bilang tadi, harusnya dengan ga adanya lo disisi gue bisa bikin gue makin parah, tapi gue malah ngerasa biasa aja. Bunga-bunga itu masih ada disana, tapi mereka ga mengganggu pernafasan gue. Apa mungkin...”
“Gue cinta sama lo”
“Apa? Apa Woo? Gue ga denger”
“Ga ada pengulangan”
“Woo...”
“Apa?”
“Kalo apa yang lo bilang tadi bener, apa lo mau nerima gue? Sebentar”
Jaehyun mengeluarkan cincin yang ada di jarinya.
“Gue tau ini ga romantis, apalagi pake cincin dari tangan gue sendiri hahaha. Tapi gue harap dengan adanya cincin ini lo tau kalo gue bener-bener cinta sama lo. Kim Jungwoo, apa lo mau jadi pacar gue?”
Jungwoo mengangguk kecil.
“Apa jawabannya?”
“Iya gue mau”
Jaehyun memakaikan cincin di jari manis Jungwoo yang saat ini masih menunduk karna Jungwoo yakin sekarang wajahnya sudah semerah tomat.
“Woo liat gue”
Jungwoo menolak. Ia tidak mau menatap Jaehyun.
“Woo... Ih lucunya pacar siapa sih ini mukanya merah banget”
“Ih Jeje!”
“Haha maaf maaf. Tapi Woo, lo nerima gue gini bukan karna kasian kan?”
“Kasian apanya? Ngapain gue kasian sama lo. Kalo gue nerima lo karna kasian, lo ga bakal sembuh juga ya kan?”
“Iya sih. Berarti lo beneran cinta sama gue?”
“Iya ih jangan diperjelas terus, gue malu”
“Gemes banget sih, sini”
Jaehyun melebarkan tangannya seolah memberi isyarat kepada Jungwoo untuk memeluk dirinya.
“Makasih banyak ya Woo. Dulu gue pikir ini karma buat gue karna ya lo tau sendiri lah gue gimana. Ternyata Tuhan justru mempertemukan gue sama lo. Berkat lo gue jadi tau gimana caranya berjuang, apalagi berjuang untuk hidup demi orang yang gue cintai” ucap Jaehyun yang sedang memeluk Jungwoo dalam dekapannya.
“Gara-gara lo gue jadi tau gimana rasanya bersalah tau ga. Tiap hari gue jadi mikirin lo terus karna gue ga tau gimana keadaan lo setelah operasi. Karena itu gue jadi sayang sama lo” Jungwoo mendecak sebal.
“Gapapa, mungkin kita emang jodoh? By the way gue baru tau makna bunga baby breath. Lo kenapa suka bunga baby breath Woo?”
“Bunga baby breath itu kecil tapi cantik. Bunga baby breath itu melambangkan kemurnian, ketulusan dari cinta yang abadi, cinta yang sejati. Aku suka makna dari bunga itu”
“Aku kamu nih?” ucap Jaehyun meledek Jungwoo.
“Ih tuh kan kamu mah” Jungwoo melepaskan pelukannya.
“Haha bercanda sayang. Mungkin karna itu aku jadi cinta mati banget ya sama kamu? Sampe aku udah operasi aja bunga dan perasaan aku tumbuh lagi. Kalo boleh memilih, aku lebih baik mati daripada perasaanku padamu menghilang. Tapi kamu waktu itu malah menolakku, didepan mataku sampai tubuhku sendiri ga sanggup menahan reaksi yang terjadi berkat penolakanmu itu”
“Maaf ya selama ini aku bikin kamu menderita...”
“Ga ada kata menderita Woo. Aku baik-baik aja menjalani semua ini. Perasaan seseorang itu ga pernah salah, termasuk rasa cinta aku ke kamu. Meski sakit, tapi aku bahagia menjalaninya, karna itu kamu. Selama itu adalah kamu, aku bahagia”
“I love you, Jungwoo”
Fin. 🌙