MARAH
Lucas menghela nafas saat melihat Jungwoo yang sedang menyiapkan makan malam mereka. Perlahan Lucas mendekat, memeluk Jungwoo dari belakang dan meletakkan keningnya di bahu Jungwoo.
Jungwoo terkejut, suaminya itu sejak pulang bekerja tidak mengucap sepatah kata apapun pada dirinya.
“Mas—”
“Diem dulu. Aku mau kayak gini sebentar aja”
Dengan wajah kebingungan Jungwoo hanya bisa menurut apa kata Lucas. Tiga menit berlalu, posisi mereka masih tetap sama.
“Kamu lagi marah sama aku ya?”
“Hm” Lucas menjawab singkat
Jungwoo mengerti, ia baru teringat kalau suaminya itu selalu memeluk dirinya saat sedang marah, dan untuk kali ini Jungwoo merasa Lucas marah karna kacamata yang tak sengaja terbuang olehnya.
“Mas, ini mau sampe kapan?”
“Sampe marah aku ilang”
“Ilangnya kapan?”
“Ga tau”
“Aku pegel… Emang kamu ga pegel?”
Mendengar perkataan Jungwoo, Lucas duduk di kursi yang ada di dekatnya, lalu Lucas menarik badan Jungwoo dan Jungwoo pun duduk menyamping di pangkuan Lucas. Setelah itu Lucas kembali memeluk Jungwoo.
“Sayang… elus elus dong biar marah aku cepet ilang”
“Nanti aja abis makan malem. Ini belum selesai nyiapin makan malem masa kamu malah minta elus-elus?”
“Sekarang yang. Aku ga mau keliatan marah sama kamu di depan anak-anak”
“Yaudah sini sinii aku elus-elus kepalanya”
Jungwoo membalas pelukan Lucas dengan posisi satu tangan mengalung leher Lucas dan tangan lainnya membelai rambut Lucas.
“Kacamata aku yang :(”
“Gapapa nanti beli lagi”
“Harganya mahal, lima juta”
“Hah kacamata doang lima juta?”
“Iya…”
“Kamu sih ga bilang ke aku, jadi ilang kan tuh. Kalo aku tau ga bakal aku buang kardusnya. Sayang banget kan lima juta melayang”
“Jangan dimarahin dong, kan aku yg lagi marah sama kamu”
“Iya maaf ya kacamatanya jadi ilang karna aku”
“Gapapa, aku juga salah ngumpetin kacamata baru biar ga ketauan kamu. Sekarang malah kebuang”
“Makanya lain kali tuh bilang, kualat kan. Gini gini aku lebih tua dari kamu, jadi kamu kualat sama aku” ucap Jungwoo meledek suaminya dengan sedikit tertawa
“Iya sayang ga lagi-lagi aku ngumpetin sesuatu dari kamu. Jangan dimarahin lagi :(”
“Iya iya ga dimarahin. Udah ah, aku mau siapin makan malem dulu ini”
“Masih mau peluk” ucap Lucas semakin merekatkan pelukannya. Jungwoo hanya bisa pasrah karna tenaga Lucas jauh lebih kuat.
. . .
Sementara itu Jaemin, Sungchan dan Jihan masih menunggu Jungwoo memanggil mereka untuk makan malam.
“Papi belum selesai ya kak? Adek laper :(”
“Iya nih udah 15 menit masa belum selesai” balas Sungchan
“Sebentar biar kakak liat dulu, mungkin papi butuh bantuan”
“Jangan lama-lama ya kaaakk. Adek lapeeerrrr :(”
“Iya, tunggu” Jaemin melangkah menuju ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, Jaemin melihat kedua orang tuanya sedang sibuk berpelukan.
'Mau makan malem malah pada pelukan… Pantes aja lama' batin Jaemin
Tanpa mengganggu aktivitas orang tuanya, Jaemin pergi ke dapur mengambil beberapa makanan yang belum dibawa Jungwoo ke meja makan.
“Permisi” ucap Jaemin saat dirinya melewati kursi yang diduduki kedua orang tuanya.
“Numpang naro makanan ya dad, pi. Anggep aja ga ada siapa-siapa. Beneran deh anggep aja angin lewat”
Jungwoo terkejut begitu mendengar suara anak sulungnya, namun Lucas tidak bergerak sedikitpun.
“Mas lepas”
“Sebentar lagi sayang”
“Ada kakak…”
“Biarin aja, sama anak sendiri ini”
“Dad, pi, bukannya kakak mau ganggu sesi pelukan kalian yaa tapi adek udah laper pengen makan”
“Tuh kan mas, kamu sih lama banget meluknya. Udahan ah, kasian pada laper itu”
“Ya Tuhan mau pelukan doang terganggu. Nanti malem lanjut lagi ya?”
“Iya nanti. Jangan dibahas”
“Cuddle?”
“Mas!! Dibilang jangan dibahas!”
'TMI macam apa ini 😃' batin Jaemin
“Sana panggil abang sama adek, ayo kita makan malem”
“Oke! Daddy sama papi tolong jaga jarak jangan pelukan lagi, nanti mata adek ternoda”
“Iya sana hus” ucap Lucas dengan gestur tangan seperti mengusir Jaemin
Jaemin pun memanggil kedua adiknya dan mereka makan malam bersama.
Fin.