Rindu
Mata Lucas terpaku pada suaminya yang sedang duduk di balkon kamar mereka. Jungwoo, diluar sana sedang duduk memandangi langit malam ibukota dengan ditemani teh hangat kesukaannya.
“Sayang?” Lucas memecah keheningan
Tidak ada jawaban.
“Jungwoo sayang kamu ngelamun?”
“Ah engga- uhm- maaf aku ga denger tadi. Kamu butuh sesuatu?”
“Engga. Aku ga butuh apapun”
Hening. Lucas duduk di kursi yang terletak di sisi lain meja. Memandangi pujaan hatinya yang saat ini sedang melamun melihat terangnya lampu ibukota.
“Mama lagi apa ya cas?”
Lucas mengerti arah pembicaraan ini. Memang terkadang Jungwoo teringat dan merindukan sosok ibunya.
“Aku... Kangen mama” ucap Jungwoo dengan suara bergetar dan air mata yang sudah membendung.
Lucas yang mendengar suara Jungwoo mulai bergetar, memindahkan dirinya duduk di samping Jungwoo dan membelai lembut pundak sang suami.
Sekuat apapun Jungwoo berusaha menahan air matanya, pada akhirnya akan jatuh juga. Satu tetes air mata berhasil turun ke pipinya. Jungwoo membenamkan wajahnya di pundak Lucas. Pundak kokoh itu selalu siap menerima Jungwoo dalam keadaan apapun.
Jungwoo merasa sesak. Dadanya terasa sangat sesak. Ia masih berusaha menahan air matanya agar tidak membasahi pundak suaminya.
“Keluarin aja, jangan ditahan. Yang ada nanti kamu yang sakit”
Mendengar itu Jungwoo kembali meneteskan air matanya. Pertahanannya runtuh.
“Kamu kenapa sayang tiba-tiba keinget mama?”
“Aku cuma lagi kangen mama”
“Ada sesuatu yang terjadi hari ini?”
“Tadi aku liat Taeyong hyung sama anak-anaknya, tante Lee dan tante Jung di taman...”
“Oke terus?”
“Mereka keliatan bahagia banget. Tante Jung yang sigap bantu Taeyong hyung kalo si kecil Jeno kenapa-kenapa, tante Lee yang manjain si sulung Minhyung, Taeyong hyung yang senyum bahagia liat kedua anaknya disayang banget sama omanya...”
“Kita juga bahagia kan? Ada aku, kamu, Nana dan Sungchan”
“Kita bahagia, bangetttt. Aku bahagia punya kamu dan anak-anak. Tapi maksud aku bukan di bagian itu....”
“Iya iya aku paham. Udah jangan nangis lagi, kasian nanti anak-anak kaget kok papinya jadi jelek”
“Ihhhh!!! Lucas!!!” Jungwoo menepuk-nepuk pundak Lucas
“Hahahaha bercanda sayang. Kamu sih lagian suka tiba-tiba kayak gini” ucap Lucas sambil menghapus air mata Jungwoo.
“Tapi aku beneran kangen mama cas... Aku kangen setiap malam kita suka jalan-jalan, makan ayam goreng, hmmm...”
“Aku minta mamaku buat terbang kesini nemenin kamu gimana?”
“Eh jangan. Kasian mamamu masa terbang china-korea cuma demi aku”
“Yaa sekalian jenguk anak dan cucunya. Ga demi kamu doang, geer banget”
“Kok lama-lama malah jadi kesel ya...”
“Gapapa mending kamu kesel daripada nangis nangis. Nih ngomong sama mama. Lampiasin kangen kamu ke mamaku”
“Masa aku kangen mamaku tapi lampiasinnya ke mamamu. Beda orang Lucas...”
“Mamaku itu mama kamu juga sayang. Udah cepet ini”
Jungwoo mengambil handphone itu dari tangan Lucas.
“Halo ma”
'Halo anak mama. Jungwoo kenapa sayang?'
“Jungwoo... Kangen mama hiks mama kapan temuin Jungwoo lagi...”
Air mata Jungwoo berhasil turun dengan deras, membasahi pipinya.
'Nanti kalau udah waktunya mama bakal temuin Jungwoo. Sabar ya anak mama'
Saat ini, mama Huang sedang memposisikan dirinya sebagai mama Kim. Semua ini atas permintaan anaknya beberapa menit lalu. Mama Huang mendapat pesan dari Lucas kalau menantu kesayangannya sedang bersedih merindukan sosok ibunya. Mendengar hal itu mama Huang tidak tega dengan menantunya. Rasanya ia ingin berada di samping menantunya itu meski hanya sekedar untuk menghibur.
“Ma, mama tau ga? Ada banyak banget hal yang mama lewati. Sekarang Jungwoo udah dewasa ma. Jungwoo udah menikah sama Lucas. Awalnya Jungwoo sama sekali ga kepikiran buat nikah ma. Jangankan nikah, pacaran aja sama sekali ga ada di pikiran Jungwoo. Jungwoo takut ma, takut bakal ada Jungwoo Jungwoo selanjutnya. Jungwoo ga mau ada orang lain yang ngalamin apa yang Jungwoo alami ma. Eh Jungwoo malah ketemu Lucas. Lucas anak yang baik ma, dia hebat”
Jungwoo bercerita dengan air mata yang masih membanjiri pipinya dan tersenyum ke arah suaminya yang kini juga sedang tersenyum padanya, menahan tangisnya juga. Siapa yang hatinya tidak teriris melihat separuh jiwanya menangis di depan matanya?
“Walau dia lebih muda dari Jungwoo, tapi dia hebat banget ma bisa bikin Jungwoo yang keras ini jadi luluh. Lucas bisa meyakinkan Jungwoo buat buka hati Jungwoo. Lucas juga janji ke Jungwoo kalau Jungwoo akan bahagia dan ga akan pernah terluka selama Jungwoo bersama Lucas. Sampai saat ini Lucas menepati janjinya ma. Jungwoo bahagia hidup bersama Lucas. Bahkan sekarang Jungwoo sama Lucas udah punya anak loh ma, namanya Jaemin dan Sungchan. Mama kapan-kapan kesini ya, temuin cucu mama”
'Iya nak, suatu saat mama kesana buat liat cucu mama- siapa tadi namanya? Jaemin dan Sungchan?'
“Iya ma. Yang sulung namanya Jaemin, si bungsu namanya Sungchan. Oh iya ma, mama jaga kesehatan ya. Dimanapun mama saat ini, Jungwoo selalu minta sama Tuhan biar selalu memberi mama kesehatan. Biar suatu saat mama dan Jungwoo bisa bertemu lagi”
'Jungwoo juga janji sama mama buat selalu jaga kesehatan ya? Jangan pikirin mama terus karena sekarang Jungwoo udah punya tanggung jawab. Jungwoo harus sehat biar bisa rawat suami dan anak-anak Jungwoo' “Iya ma, Jungwoo usahakan. I love you ma, Jungwoo sayang mama”
'Mama juga sayang kamu nak'
Setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka. Tak ada suara dari sisi Jungwoo ataupun yang ada di seberang sana.
“Ma” Jungwoo kembali memulai pembicaraan mereka
'Iya nak?'
“Makasih ya ma. Makasih udah dengerin Jungwoo, makasih juga mama selalu jadi mama yang baik buat Lucas dan Jungwoo. Jungwoo sayang mama”
'Mama juga sayang kamu Jungwoo. Jaga kesehatan ya sayang, Jaemin dan Sungchan butuh kamu'
“Iya ma, pasti. Ma, Jungwoo matiin ya. Udah larut, mama harus istirahat”
'Iya sayang kamu juga istirahat ya. Bilang ke Lucas, mama nyuruh dia buat hibur kamu biar ga sedih lagi'
“Nanti Jungwoo sampein ke Lucas ma. Malam ma”
“Udah? Mama bilang apa?” Lucas yang mendengar namanya disebut langsung menanyakan pada Jungwoo.
“Mau tau banget? Udah ah aku mau tidur. Nih hpnya”
“Gitu doang? Ini suaminya ditinggal tanpa sepatah kata? Padahal aku udah bikin kamu jadi ga nangis loh yang”
“Terima kasih suamiku sayang. Kamu emang suami terbaik yang ada di bumi ini. I love you” ucap Jungwoo memeluk erat tubuh Lucas mengecup singkat bibirnya.
“Ga boleh dilepas pelukannya. Biar nanti sedihnya makin ilang”
“Aku mau tidur Lucasssss”
“Tidurnya sambil peluk aku lah”
“Yaudah iyaa”
Memang tak banyak orang yang tau. Seorang Kim Jungwoo yang kesehariannya terlihat ceria dan menggemaskan ternyata memiliki sisi lain. Di mata orang lain Jungwoo adalah pribadi yang hangat, suami yang baik dan seorang ayah yang hebat untuk anak-anaknya. Namun siapa sangka dibalik keceriaannya itu Jungwoo memiliki luka. Luka yang dibuat oleh keluarganya sendiri. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ia berlindung dari kejamnya dunia justru menjadi tempat paling kejam yang pernah ia singgahi. Beruntungnya ia bertemu Lucas, satu-satunya orang yang dapat menyembuhkan lukanya. Beruntungnya lagi, ia kini ia memiliki suami dan anak-anak yang sangat mencintai dirinya lebih dari apapun.
Fin. 🌙