NOTE:
Sion anaknya nomin
– Sion manggil nomin daddy-dadda
– Sion manggil luwoo dado-pipo
– Sion manggil sungchan jihan uncle aunty
Sudah satu jam Jeno dan Jaemin di rumah orang tua mereka, Lucas dan Jungwoo. Awalnya mereka datang hanya untuk menitipkan Sion, lalu pergi. Namun ternyata disinilah mereka, selama satu jam Jeno menceritakan bagaimana kondisi bubu dan daddynya.
“Maaf ya dad, pi, kita jadi ngerepotin”
“Gapapa papi seneng banget malah ada Sion disini. Sini sayang sama pipo”
Jungwoo memberi isyarat agar Sion yang sedang dalam gendongan Jaemin berpindah ke dirinya. Anak berusia satu tahun itu menurut, kedua tangannya terbuka menyambut tangan pipo-nya.
“Sama dado aja Sion…” bujuk Lucas yang cemburu cucunya lebih memilih Jungwoo dibanding dirinya.
“Biarin sih mas, orang anaknya mau sama aku”
Lucas terus membujuk Sion agar mau berpindah ke dalam gendongannya. Apa daya anak kecil lebih menyukai Jungwoo daripada Lucas.
Jaemin yang melihat pemandangan itu merasa anaknya akan baik-baik saja selama ia dan Jeno meninggalkan Sion.
“Pi Jeno ga tau berapa lama nitipin Sion. Kalo Sion ga betah langsung telpon Jaemin atau Jeno ya pi” ucap Jeno
“Sion suka kan ya di rumah pipo? Bobo sama dado dan pipo disini gapapa kan?” alih-alih menjawab perkataan Jeno, Jungwoo malah berbicara dengan cucu semata wayangnya.
“Papapah (gapapa)”
“Tuh denger anaknya bilang gapapa. Udah sana kalian urus Taeyong sama Jaehyun, kasian pada sakit” ucap Lucas memberi gestur agar anak-anaknya segera pergi.
“Kok ngusir gitu sih mas?”
“Ga ngusir sayang, aku cuma mau yang terbaik buat besan kita, biar cepet sembuh”
“Udah udah, papi, daddy, Jaemin sama Jeno mau pamit. Sion, dadda pergi dulu ya? Jangan nakal oke? Nurut apa kata dado, pipo, uncle dan aunty”
“Eum!” Sion menjawab Jaemin seolah ia mengerti semua yang diucapkan dadda-nya
Jeno dan Jaemin memeluk mencium Sion secara bergantian sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Sion di rumah orang tuanya.
Sementara itu Lucas dan Jungwoo berada di ambang pintu bersama Sion yang masih dalam gendongan Jungwoo, melihat ke arah Jeno dan Jaemin yang sudah berada di dalam mobil.
“Dadah dulu ke daddy dan dadda”
Jungwoo memperagakan pada Sion, melambaikan tangan pada Jeno dan Jaemin yang berada dalam mobil.
“Dadah dadaaaa dyyyyy”
Usai mobil Jeno dan Jaemin tak nampak dari pandangan, Lucas dan Jungwoo mengunci pintu lalu pergi ke kamar mereka.
Beruntung Jeno dan Jaemin membawa Sion di tengah malam, Lucas dan Jungwoo jadi bisa membawa Sion tidur di kamar mereka. Jika Sungchan dan Jihan tau keponakannya ada di rumah, pasti Sion sudah menjadi rebutan.
Posisi mereka saat ini Jungwoo di bagian kanan kasur, Lucas di bagian kiri, dan Sion di tengah. Jungwoo berbaring menghadap Sion dan menepuk-nepuk lembut agar cucunya itu terlelap.
“Sion kok masih belum bobo? Pipo kurang ya puk-puknya?”
Sion menjawab pertanyaan Jungwoo dengan gelengan kepala.
“Peyuk pipo”
Mendengar perkataan Sion membuat Jungwoo menghela nafasnya. Ia jadi teringat masa kecil Jaemin. Sion persis seperti dadda-nya, tidak bisa tidur jika tidak dipeluk. Lucas yang mendengar juga menoleh ke arah Sion yang sudah berada dalam pelukan Jungwoo.
“Ini anak duplikat dadda-nya banget ya yang. Jaemin ga bisa tidur kalo ga dipeluk kamu”
“Waktu cepet banget berlalu ya mas? Perasaan baru kemarin kita nikah dan ngerencanain punya dua anak. Perasaan baru kemarin aku ngelahirin Jaemin, Sungchan, trus ternyata kita kebobolan adek, dan sekarang satu dari mereka udah punya anak…—”
“—Sebentar lagi mungkin Sungchan bakal nikah, adek nikah, tinggal kita berdua disini”
“Bagus dong kita balik ke jaman pacaran yg cuma berdua tanpa ada yang ngintilin. Kita bisa puas ngelakuin apapun di rumah”
“Tapi rumah jadi sepi”
“Kita bikin lagi aja yang. Biar rame tangisan anak kecil lagi di rumah ini”
“Mas aku tuh lagi mellow. Kamu malah begitu ih naik lagi air mataku”
“Kamu mellow nanti aku yang pusing. Mending happy happy ada Sion disini. Mau aku peluk juga kayak Sion?”
“Ga perlu, nanti Sionnya engap. Jauh-jauh kamu tidurnya, nanti Sion ketiban, badan kamu gede”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Pagiiii. Coba liat daddy bawa siapa” ucap Lucas saat datang ke meja makan. Disana ada Jungwoo yang sedang menyiapkan makanan, Jihan yang membantu Jungwoo, dan Sungchan yang sedang duduk manis.
“AAAAAAAAAAA ADA PONAKAN AUNTY YANG GEMEECCCCC”
“Nttiiiiiiii”
Begitu melihat Sion, Jihan langsung mencuci tangannya lalu ia mendekati Lucas yang menggendong Sion. Anak kecil itu langsung membuka tangannya, menyodorkan diri untuk digendong aunty-nya.
“Sion kangen aunty yaaaaa langsung minta digendong? Abang tolong ambilin kursi makannya Sion”
Sungchan mengambil kursi makan bayi, ia meletakkan kursi makan di antara tempat duduknya dan Jihan.
Pagi itu suasana sarapan Lucas, Jungwoo, Sungchan dan Jihan lebih berwarna berkat kehadiran si kecil Sion. Biasanya mereka sarapan harus diam, selesai makan baru boleh berbicara. Namun kali ini berbeda, karna kehadiran Sion, Jihan dan Sungchan yang berada diantara Sion jadi banyak berbicara saat makan.
.
.
.
“Dadah jagoan, uncle mau kerja dulu. Nanti uncle pulang kerja kita main ya? Sion mau kan main sama uncle?”
“Eum! mbil bum bum (mobil brum brum)”
“Oke nanti kita main mobil-mobilan. Sion jangan nakal ya kasian pipo”
“Eum!”
“Abis main bobonya sama aunty”
“Mau ma pipo!”
“Sion ga mau bobo sama aunty? Maunya sama pipo? :(”
“Nanti malem kita gelar kasur di ruang tamu aja biar semuanya tidur bareng”
“Yes. Dadah Sion, aunty mau pergi dulu~”
“Dadaaahhh”
.
.
.
“Loh mas kok kamu ga ke kantor?”
“Biarin lah jarang-jarang Sion disini. Lagian kerjaanku bisa di-remote dari rumah”
“Yaudah kamu ajak main terus Sionnya. Kalo dia mau susu bikinin aja, kaleng susunya ada di atas dispenser. Aku mau bebenah dulu”
“Oke yang“
Jungwoo pergi membersihkan bekas sarapan, lalu membersihkan seisi rumah. Sedangkan Lucas asik bermain dengan cucu semata wayangnya, bermain dengan mobil-mobilan, puzzle, sepeda, dan banyak mainan lain.
Saat bermain dengan Sion, Lucas diam-diam terlelap. Sion yang awalnya bermain sendiri lama kelamaan merasa bosan.
“Hiks”
Anak kecil itu mulai menangis, keheningan rumah saat itu membuat ia merindukan dadda-nya.
“Dadda… hiks dadda…”
Tangisan Sion semakin lama semakin kencang. Lucas yang sedang tidur sampai terbangun mendengar tangisan Sion. Jungwoo pun demikian, ia terkejut mendengar suara tangis dari ruang tamu.
“Mas, Sion kenapa nangis?”
“Manggil-manggil dadda-nya terus daritadi. Kayaknya kangen”
“Kamu tuh gimana sih bukannya diperhatiin Sionnya biar ga inget Jaemin Jeno malah dibuat nangis. Didiemin dong mas”
“Gimana?”
“Diapain kek kamu kayak ga pernah megang anak kecil aja deh mas. Punya anak tiga masih aja nanya”
Jungwoo kembali melakukan aktivitasnya, meninggalkan Lucas dengan Sion yang masih menangis.
“Cup cup cup cucunya dado yang ganteng ga boleh nangis nanti jadi jelek”
“HUAAAAAA DADDAAAAA”
“Aduhhh dado salah ngomong ya Sion? Main pesawat-pesawatan mau?”
Lucas berdiri, mengangkat tubuh mungil Sion ke udara seolah sedang terbang. Lucas berjalan ke segala arah, memeragakan segala jenis pesawat beserta sound effectnya, tapi tetap tidak meredakan tangisan Sion.
“Sayang ini gimana Sionnya masih nangis”
“Mas setel cocomelon deh, nanti Sion berhenti nangisnya”
“Apa yang?”
“Co-co-me-lon. Lagu anak-anak gitu, cari di youtube”
Lucas menyalakan TV, ia langsung mencari 'cocomelon' seperti yang Jungwoo katakan.
Cocomelon~
Begitu suara pembuka yang terdengar saat Lucas menekan salah satu video yang berjudul 'cocomelon'
Sion yang sedang menangis perlahan tangisannya semakin mereda. Lantunan lagu anak-anak yang diputar oleh dado-nya menyita perhatian Sion.
“Meyon meyon!”
Benar saja apa yang Jungwoo katakan, lagu cocomelon membuat Sion berhenti menangis, anak kecil itu duduk sambil menggoyangkan badan seiring dengan nada yang terdengar. Cocomelon memang tidak pernah gagal membantu para orang tua menangani anak-anak yang menangis.
“Sayang ini harus disetel terus cocomelonnya?”
“Iya biar Sion ga nangis. Jaemin lagi repot urus Taeyong disana, kasian kalo dia tau anaknya nangis”
“Aku bisa mabok cocomelon ini sayang”
“Terima aja. Anak kecil jaman sekarang tontonannya cocomelon”
“Kalo abis ini aku suka cocomelon juga gimana?”
“Bagus dong Sion ada temennya. Aku mau keluar sebentar ya mas, jangan dimatiin cocomelonnya takut Sion nangis lagi. Nanti setelah aku pulang boleh deh dimatiin, aku yang jaga Sion”
“Lama ga keluarnya?”
“Satu jam doang”
“Satu jam lama sayang… ini aku bisa beneran mabok cocomelon”
“Gapapa lah sekali ini doang. Aku jalan dulu”
Lucas menghela nafas setelah Jungwoo pergi. Lucas hanya bisa berdoa semoga dalam satu jam ini ia tidak mabuk intro cocomelon.
Fin.