alpha mark, omega jungwoo
cw // nsfw pict
Di suatu malam, Jungwoo mengirim pesan pada Mark untuk menolongnya yang sedang mengalami masa heat.

“Jungwoo lagi heat kenapa bisa masih di luar begini sih” Mark bergegas pergi dari tempat nongkrongnya setelah mendapat chat dari Jungwoo.
“Eh Mark! Buru-buru banget. Mau kemana?”
“Mau nyelametin Jungwoo”
“Nyelametin Jungwoo?”
“Iya dia lagi dalam bahaya, dikerumunin alpha di kampus”
“Dikerumunin gimana? Kok bisa?”
“Dia lagi heat dan sekarang dia masih di kampus”
“Wah bahaya banget anjir. Lagian ngapain tu anak masih di kampus jam 10 malem gini? Bisa-bisanya masih di luar pas lagi heat”
“Ga tau Der, gue juga bingung. Kayaknya masih ngurusin event dia. Udah lah gue cabut dulu ya bro”
“Eh kita ikut lah, masa lo sendirian ngadepin banyak alpha begitu. Cas, Jen, ayo”
Mark dan yang lainnya bergegas pergi ke kampus untuk menyelamatkan Jungwoo dari kerumunan alpha yang menginginkannya.
Di kampus, Jungwoo hanya bisa berlindung di salah satu ruangan. Teman omega Jungwoo menemaninya sampai Mark datang. Beberapa teman alpha Jungwoo yang telah memiliki mate juga mencoba membantu Jungwoo seperti apa yang Mark katakan. Namun sayang, cara itu tidak dapat banyak membantu, karena feromon omega yang belum memiliki mate sangat kuat, aromanya sangat wangi. Siapapun alpha yang mencium feromon itu akan terpikat dan menginginkan sang omega menjadi miliknya saat itu juga.
Sebelum Jungwoo menyadari dia akan heat, tiba-tiba salah satu alpha di ruangan itu memojokkan dan mengendus leher Jungwoo. Beruntungnya teman-teman Jungwoo alpha Jungwoo sigap membawa keluar alpha yang menyerang Jungwoo itu.
Jungwoo hanya bisa berpasrah di dalam ruangan menunggu Mark datang. Ia menutup lehernya dengan kain dan memeluk dirinya untuk mengontrol feromonnya agar tidak semakin cepat menguar. Di luar ruangan, banyak alpha yang menggedor pintu, ingin masuk ke dalam dan menghampiri sumber feromon.
“Eunghhh… Tolong— telpon— Markhh” Jungwoo semakin tidak tahan, celananya semakin basah, tubuhnya semakin panas, gatal dan sangat ingin disentuh. Jungwoo sangat tidak ingin disentuh oleh alpha manapun kecuali orang yang dia cintai. Kalau aja dia bawa suppressant seperti biasanya, ia tak akan mengalami hal semacam ini.
Ten, teman Jungwoo menelpon Mark dengan memakai ponsel milik Jungwoo.
“Kenapa Woo?”
“Halo Mark? Ini gue Ten temennya Jungwoo”
“Jungwoonya ada dimana?”
“Jungwoo ada nih. Dia minta cepet lo dateng Mark”
“Tenang gue lagi di jalan. Gue udah ngebut sekenceng-kencengnya”
“Lo lagi ngendarain motor?”
“Iya. Bilangin Jungwoo bentar lagi gue sampe. Kalian di ruang mana?”
“Kita di sekre lantai 5”
“Oke thank you infonya”
“Hati-hati Mar—” Mark mematikan teleponnya, ia semakin menancapkan gas.
Beberapa menit kemudian Mark dan teman-temannya sampai di kampus. Mereka semua langsung menuju tempat Jungwoo, mereka menerobos dan melawan satu per satu kawanan alpha di luar ruangan itu. Setelah berhasil menjatuhkan semua alpha yang ada disana, Mark masuk ke dalam ruangan dan menemui Jungwoo.
“Woo, gapapa?”
“Markhh— tolong— sentuh— gue”
“Kita pulang sekarang. Gue anter lo pulang”
“Gue ga kuat Mark— hhhaaa…”
“Ayo Woo. Naik ke punggung gue” Mark berjongkok di depan Jungwoo.
Ten dan satu temannya yang lain berusaha membantu Mark untuk menggendong Jungwoo. Setelah berhasil membuat Jungwoo dalam pelukannya, Mark segera pergi dari sana.
“Bawa mobil gue nih Mark. Motor lo biar gue yang bawa. Bahaya bawa omega heat tengah malem kalo pake motor” ucap Hendery melempar kunci mobil miliknya.
“Thanks Der” Mark mengambil kunci mobil Hendery dan memberikan kunci motornya pada Hendery.
Dalam sekejap mereka sudah sampai di parkiran mobil. Dengan hati-hati Mark memasukkan Jungwoo ke dalam mobil dan Mark segera menyalakan mobil, membawa Jungwoo pulang ke rumahnya.
Sepanjang perjalanan, Jungwoo tidak bisa diam. Tubuhnya bergerak kesana kemari mencari kepuasan, bahkan dia membuka kancing kemeja dan celananya karna merasa badannya sangat panas. Jungwoo memainkan putingnya yang sudah mengeras, dan juga penisnya yang sudah mengacung. Jungwoo mengurut penisnya sendiri dan memasukkan jarinya ke dalam lubangnya yang sudah sangat basah.
“Ahh ahh hhaaaahhh kurang mmhhh”
“Mark please~ nghhh ahhn!”
“Tahan Woo, sebentar lagi kita sampe di rumah lo. Abis itu lo bakal minum suppresant buat bantu heat lo. Tenang ya” ucap Mark mengelus rambut Jungwoo
“Markkk~ gue ga tahan mmhhh”
Mark pusing setengah mati melihat tingkah Jungwoo di dalam mobil. Tangan Jungwoo tak berhenti memuaskan dirinya sendiri, mulai dari menyentuh puting, penis, hingga lubangnya. Sesekali tangan itu menuntun tangan Mark untuk menyentuh tubuh omega yang ada di sampingnya itu. Jungwoo mendesah tak karuan di dalam mobil saat dia sedang memuaskan dirinya sendiri. Jungwoo juga menguarkan feromonnya, membuat mobil milik Hendery itu menjadi aroma apple mint. Jika tidak cepat sampai rumah Jungwoo, Mark benar-benar bisa kehilangan akal.
Tepat pukul 11 malam mereka sampai di rumah Jungwoo. Tidak butuh waktu lama, apalagi ini sudah malam. Mark mematikan mesin, memarkirkan mobil tepat di depan rumah Jungwoo.
“Woo, ayo pake celananya” ucap Mark sambil mengancingkan kemeja Jungwoo
“Nghh ga mau. Sentuh gue Mark— hhhaahh”
“Ayo Woo, kita udah sampe rumah lo”
“Sentuh Markhhh~”
Mark menggaruk kepalanya kasar. Persetan dengan celana. Mark segera keluar dari mobil dan membuka pintu seberang. Mark menggendong Jungwoo bridal style. Jungwoo masih memainkan penis dan putingnya saat dalam gendongan Mark. Sang alpha mengetuk pintu rumah Jungwoo. Pintu itu terbuka dan tampak seorang omega yang tak lain adalah kakak Jungwoo.
“Mark? Jungwoo kenapa?”
“Jungwoo heat kak. Dia ga bawa suppressant jadi begini”
“Bawa masuk ke kamar Mark. Biar kakak cari suppressant”
“Oke kak”
Mark membawa Jungwoo ke kamarnya. Menidurkannya di kasur lalu kemudian Mark keluar dari kamar Jungwoo, menunggu Doyoung membawa suppressant untuk Jungwoo.
“Hngghhh ahhh~”
“Alpha~”
“Tolong~”
Jungwoo masih berusaha memuaskan hasratnya di dalam sana. Tapi perlakuannya sendiri pada tubuhnya tidak menghasilkan kepuasan bagi Jungwoo, saat ini dia butuh alpha untuk menuntaskan heatnya.
Terdengar suara Jungwoo dari dalam kamarnya yang sedang mendesah dan selalu memanggil nama Mark untuk meminta pertolongan darinya menuntaskan heat sang omega. Mark tidak tau harus berbuat apa. Jungwoo adalah sahabatnya, tidak mungkin ia membantu seorang Jungwoo menuntaskan heatnya walaupun sebenarnya ia sangat menginginkannya.
Setelah beberapa lama menunggu, Doyoung datang, namun dengan tangan kosong tak membawa suppressant atau apapun untuk Jungwoo.
“Mark, suppressantnya abis”
“Trus Jungwoo gimana kak?”
“Kakak sama mas Taeil bakal nyari apotek buat beli suppressant”
“Tapi ini udah malem kak. Mana ada apotek yang masih buka?”
“Kakak sama mas Taeil bakal usaha buat nyari apotek yang masih buka, sejauh apapun itu”
“Biar Mark aja yang nyari suppressant buat Jungwoo kak. Ga baik kakak keluar malem”
“Justru kamu yang ga baik keluar malem Mark. Kamu alpha yang ga punya ikatan, bahaya alpha kayak kamu keluar malem-malem sendirian. Kalo tiba-tiba kamu digoda omega yang ga kamu kenal gimana? Biar kakak sama mas Taeil yang cari. Kamu disini temenin Jungwoo”
“T-tapi kak kalo ada apa-apa gimana? Mark dan Jungwoo sama-sama belum punya ikatan. Kalo sesuatu terjadi sama kita berdua gimana?”
“Kamu dan Jungwoo udah gede kan? Kalo terjadi sesuatu itu tanggung jawab kalian. Udah ya daripada banyak ngobrol kayak gini buang waktu mending kakak langsung pergi nyari apotek. Jagain Jungwoo baik-baik”
“Oke kak. Kakak sama mas Taeil jangan lama-lama ya, kasian Jungwoo”
“Iya Mark, kakak pergi dulu”
Doyoung dan alphanya pergi, meninggalkan Mark yang kebingungan harus apa. Semakin lama aroma feromon Jungwoo semakin tercium oleh inderanya. Sebagai seorang alpha yang belum memiliki mate, Mark bisa saja tergoda oleh aroma feromon Jungwoo. Jika Jungwoo bukan sahabatnya, mungkin sejak di kampus saat Jungwoo meminta untuk disentuh, Mark akan langsung menyentuh Jungwoo.
“Mark…” Jungwoo mengetuk pelan pintu kamarnya.
“Mark buka pintunya…”
'God please help me' batin Mark
“Mark… buka.. “
“Lo tenang aja Woo di dalem. Kak Doyoung sama mas Taeil lagi nyari suppressant buat lo”
“Mark— ga bisa aahhh panas”
“Jungwoo lo gapapa?”
“I'm not. Buka pintunya…”
“Oke oke gue buka”
'Semoga ga akan terjadi apa-apa' Dengan keraguan Mark membuka pintunya, Mark takut terjadi sesuatu diantara dia dan sahabatnya. Jungwoo melangkah keluar dan jatuh di pelukan Mark. Jungwoo menghirup aroma feromon Mark, aroma cinnamon yang Jungwoo sukai. Aroma yang manis, sama seperti pemiliknya. Tangannya mengelus dan meremas bagian selatan Mark yang masih tertutup kain.
“Sshhh— Woo jangan begini” Mark berusaha menjauhkan Jungwoo dari dirinya agar dia tidak termakan oleh feromon Jungwoo yang memabukkan.
“I want you Mark”
“Ini pasti lo—”
Perkataan Mark dipatahkan oleh ciuman Jungwoo. Jungwoo mencium Mark dan semakin mengeluarkan feromonnya. Feromon apple mint milik Jungwoo yang tercium menyegarkan itu semakin lama semakin membuat Mark benar-benar kehilangan akal. Insting alphanya perlahan muncul, ia membalas ciuman Jungwoo dengan lebih ganas.
Mark menggendong Jungwoo masuk ke dalam kamar. Dia mendudukkan dirinya di kasur dengan Jungwoo yang masih dalam pangkuannya. Alpha dan omega itu masih bercumbu, dengan tangan Mark yang meremas pantat sintal milik Jungwoo.
“Hnghhhh~”
Tangan Mark menaikkan kemeja yang Jungwoo pakai, dia mengusap pantat sintal Jungwoo dan menekan halus lubang milik Jungwoo yang sudah basah karna slicknya. Mark memasukkan jarinya agar nanti miliknya dapat masuk dengan mudah ke dalam.
“Mark mmhhh~ langsung aja”
“No baby. I wanna play with your pussy first”
“Ngghh okay— ahh”
Mark semakin memasukkan jarinya ke dalam lubang milik Jungwoo. Dengan dua jarinya, Mark berusaha melonggarkan sedikit lubang itu dengan gerakan menggunting dan memutar.
Setelah dirasa cukup, Mark bangun dari duduknya dan menidurkan Jungwoo di atas kasur. Mark mengesampingkan kemeja yang Jungwoo kenakan dan menyapa puting Jungwoo dengan lidahnya. Mark menjilat, mencium dan menghisap puting itu dengan sangat kuat. Tangannya tak lupa menyapa puting yang lainnya. Jungwoo yang merasa keenakan hanya bisa mendesah dan membusungkan dadanya.
Kecupan Mark turun ke bagian kaki Jungwoo. Mark mengecup dan menjilat kaki Jungwoo dengan sensual. Mark juga meninggalkan bekas kemerahan di beberapa bagian kaki Jungwoo.
“Ahhh Mark!”
Tubuh Jungwoo terasa semakin panas saat Mark menyentuh penisnya. Tangan Mark begitu handal memainkan penis Jungwoo, dan mulutnya sangat lihai mengulum penis Jungwoo.
“Markk~ Ahhh ngghh udah hhaahhh… Masukin aja— jangan disentuh lagi— ahh!”
Mark semakin menaikkan temponya. Penis mungil itu semakin dimasukkan ke dalam mulut Mark hingga Jungwoo mengeluarkan precum di mulut Mark. Mark menelan seluruh cairan precum yang keluar di mulutnya.
Mark membuka celananya. Terlihat jelas penis Mark telah menegang sempurna. Penis itu terlihat sangat besar dan tebal. Mata Jungwoo melebar, lubangnya semakin basah melihat betapa kekarnya milik alpha yang ada di depannya, membuat Jungwoo semakin ingin segera dimasuki oleh benda kekar itu.
Sang alpha membalikkan badan sang omega. Kini Jungwoo memposisikan dirinya menungging dengan tangan yg menjadi tumpuan badannya.
“This is your first time right?”
Jungwoo mengangguk.
“I'll try to control myself so I won't hurt you”
Mark mengurut penisnya dan memasukkan penisnya ke dalam lubang Jungwoo. Dimasukkannya perlahan sampai lubang milik Jungwoo dapat melahap penisnya dengan sempurna. Lubang itu terasa sangat basah, hangat dan sangat ketat.

“Ngghhhh akhh!”
Jungwoo menjerit ketika Mark mulai memasukkan miliknya hingga berhasil menanamkan dengan sempurna penisnya. Tangannya menggenggam seprai kasur dengan sangat kuat. Ini pertama kali bagi Jungwoo, lubangnya dimasuki benda asing berukuran besar. Keberadaan benda itu menyakitkan pada awalnya, namun semakin lama rasa sakit berubah menjadi rasa nikmat yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.
Mark bergerak teratur pada awalnya, namun semakin lama gerakan itu semakin tak beraturan. Mata Mark dan Jungwoo mulai berubah menjadi biru, pertanda insting mereka sudah mulai kembali mengambil alih diri mereka. Mark menggempur milik Jungwoo semakin keras dan kencang. Mark melumat bibir Jungwoo, menyesapnya seperti tidak ada hari esok.
Persatuan tubuh mereka berlangsung cukup lama. Sekian ronde dan banyak gaya yang telah mereka lakukan tidak membuat Mark dan Jungwoo puas. Omega itu sudah mencapai putihnya berkali-kali, tapi masa heatnya malam itu tak kunjung selesai. Sang alpha juga belum merasa puas karna ia belum mencapai putihnya sama sekali. Staminanya begitu besar, bahkan Jungwoo pun tak mampu mengimbanginya. Mark masih terlihat sangat bersemangat dengan aktivitas mereka, sedangkan Jungwoo sudah nampak lelah dan tak berdaya untuk mengimbangi Mark. Meski begitu, Jungwoo tetap merasakan nikmatnya milik Mark.
Perlahan kedua mata mereka kembali berwarna coklat, kesadaran mulai kembali dan insting mereka tak lagi mengendalikan mereka berdua. Mark masih sibuk dengan kegiatannya, semakin memompa penisnya agar masuk lebih dalam.
Sang omega merasa sesuatu di dalam lubangnya mulai membesar, pertanda bahwa sang alpha akan segera mendapat putihnya.
“I'm close argghhh I want to cum”
“Cum for me Mark~ cum inside mmhhhh make me yours. Knot me please” Sang omega sangat ingin mendapat knot dari sang alpha, ia ingin diikat oleh sang alpha, ia sangat ingin sang alpha menjadi miliknya seutuhnya.
Mark mengubah posisi mereka. Dia dan Jungwoo butuh posisi yang nyaman untuk melakukan knotting. Mark membalikkan posisi Jungwoo menghadap dirinya, mendekatkan sang omega dengan dirinya, semakin melebarkan kaki si omega dan memeluknya. Jungwoo menyambut pelukan Mark dengan hangat, mengalungkan tangannya di leher Mark dan membelai rambut Mark.
“I'm cumming”
“Cum for me— ahh~”
Mark menghentikan gerakannya. Penisnya tertanam sempurna, knotnya membesar dan mengunci mereka, spermanya menyembur ke dalam Jungwoo dan membuat omega itu merasa hangat.
“Mark— akh!” Jungwoo meremat pundak Mark dengan sangat kuat.
“It hurts?”
Jungwoo mengangguk dengan matanya yang terpejam. Sang alpha mengubah posisinya menjadi duduk bersandar pada headboard kasur, mengangkat omeganya dan membuat sang omega berada di posisi atas dalam pelukannya.
“Hold my hand”
Tangan kanan Jungwoo menggenggam tangan Mark, tangan kirinya memegang pundak sang alpha, dan wajahnya membenam di leher sang alpha. Kedua tangan Jungwoo menggenggam erat tangan dan pundak alphanya sebagai pelampiasan rasa sakit yang sedang ia terima.
“It's okay baby. I'm here, don't worry” Tangan kanan sang alpha mengusap lembut pundak sang omega. Alpha itu berusaha mengalihkan sakit yang dirasakan omeganya. Ia tidak tau seberapa sakit yang Jungwoo rasakan saat ini. Tapi dari cengkraman tangan Jungwoo pada tangan dan pundaknya, Mark dapat merasakan bahwa omeganya benar-benar sedang kesakitan menerima knotnya.
5 hingga 10 menit berlalu, penyatuan mereka telah selesai. Mark mencabut penisnya dan memeluk omeganya dengan kedua tangannya. Sang omega tertidur dalam pelukan alphanya, sang alpha ikut memejamkan matanya tanpa mengubah posisi mereka saat ini.
Beberapa jam berlalu, Mark terbangun dari tidurnya karna merasa pegal dengan posisi mereka. Mark melihat jam dinding di kamar itu, jam menunjukkan pukul 5 pagi, membuat Mark tersadar betapa lamanya mereka berhubungan intim dan membuat Mark belum pulang ke rumahnya. Mark meletakkan tubuh Jungwoo di kasur secara perlahan, dan ia beranjak dari kasur untuk mencari pakaiannya.
“Mark mau kemana?” Jungwoo terbangun karna ia merasakan seseorang memindahkan tubuhnya.
“Gue mau pulang Woo. Udah jam segini”
“Ga bisa disini aja? Gue mau sama lo terus Mark”
Mark baru ingat. Omega yang sedang heat tidak bisa jauh dari alphanya. Sekarang, Jungwoo adalah omeganya dan omega itu sedang dalam masa heatnya. Sebagai alpha Mark tidak bisa meninggalkan omeganya begitu saja.
Mark kembali menidurkan dirinya di samping Jungwoo, memeluk dan mencium kening omeganya.
“Maaf gue lupa, maaf banget. Gue disini, ga akan kemana-mana. Maafin gue ya?”
“Mark…” ucap Jungwoo setelah menganggukkan kepalanya atas permohonan maaf Mark.
“Hm?”
“Tadi itu… pengalaman pertama gue heat tanpa minum suppressant dan nuntasin heat sama alpha”
“Itu juga kali pertama buat gue ngelakuin sama omega”
“Seriously? Lo keliatan hebat tadi ummm…” Jungwoo tak dapat melanjutkan perkataannya. Wajahnya merona, memikirkan bagaimana milik Mark yang tebal itu memasuki dirinya. Jungwoo menutup wajah dengan tangannya dan membenamkannya di dada Mark.
“Cute” Mark tertawa kecil dan mengusak rambut Jungwoo ketika melihat omeganya itu sedang salah tingkah.
“Mark...”
“Hm?”
“Masih ngantuk”
“Tidur lagi aja ya? Tadi kita baru tidur sebentar”
“Iya tidur lagi”
“Sleep well baby”
“You too alpha”

“Jungwoo, Mark” Doyoung mengetuk pintu kamar Jungwoo. Jungwoo terbangun, begitu pula Mark.
“Sebentar kak— argh sakit” Jungwoo hendak beranjak dari kasurnya, tapi ia tak bisa membangunkan dirinya karna bagian bawahnya terasa sakit.
“Mark bangun. Markkkkk”
“Iya ini bangun”
“Pake baju sama celana yang sana. Ambilin baju gue sekalian di lemari, pantat gue sakit susahjalan”
“Woo lo gapapa? Pantat lo sakit karna gue ya?”
“Iya karna lo. Cepet Mark itu kak Doyoung udah ngetok pintu dari tadi”
“Iya”
Mark memakai pakaiannya dan dia juga memakaikan pakaian pada Jungwoo. Saat keduanya sudah memakai pakaian yang lengkap, Mark membuka pintu kamar Jungwoo.
“Iya kak?”
“Udah siang ini. Udah waktunya makan siang tapi kalian sama sekali belum sarapan”
“Sana ke meja makan. Kalian harus makan” lanjut Doyoung
“Iya kak makasih. Nanti Jungwoo sama Mark turun”
“Yaudah kakak tunggu di bawah”
“Iya kak”
Mark menoleh ke arah Jungwoo “Ayo”
“Ayo apanya Markkk ini susah jalan :( Bantuin dong alphaaaa”
“Sini sini gue gendong. Mau gendong gimana?”
“Terserah. Senyamannya lo aja”
Mark menggendong Jungwoo di punggungnya. Pasangan baru itu turun ke meja makan. Doyoung dan Taeil menatap mereka sebentar lalu kembali fokus dengan makanan seolah tak melihat apapun. Keduanya duduk berdampingan di meja makan. Tak lupa Mark menambahkan benda empuk untuk diduduki omeganya. Suasana meja makan hening, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring.
Doyoung tak sengaja melihat tanda yang ada di punggung tangan adiknya dan Mark. Tanda di punggung tangan itu hanya akan muncul ketika seorang alpha dan omega sudah melakukan knotting dan telah menjadi mate. Doyoung menyikut Taeil, memberi kode kepada alphanya untuk melihat punggung tangan adiknya itu.
“Ehem” Taeil memecah keheningan. Jungwoo dan Mark melihat ke arah Taeil.
“Semalem kalian…” Taeil menggantungkan kalimatnya.
Jungwoo dan Mark saling melirik. Mereka seperti anak kecil yang tertangkap basah mencuri permen. Wajah Jungwoo kembali merona mendengar perkataan Taeil.
“Hey, biasa aja kali. Kalian bukan anak kecil lagi. Terserah kalian mau ngelakuin apa. Kakak cuma mau ngucapin selamat, akhirnya adik kakak yang satu ini punya mate” ucap Doyoung dengan senyum bahagia.
“Jadi sekarang Jungwoo ga butuh suppressant lagi ya kalo lagi heat?”
“Uhm… mungkin… iya mas”
“Baguslah. Ga baik lagian kalo minum obat terus, lebih baik heatnya diselesaikan bareng sama alpha. Sama-sama dapet enak kan Mark? Jungwoo?”
“Hehe iya mas” Mark dan Jungwoo tertawa dengan terpaksa karna pertanyaan Taeil itu.
“Jadi gimana rasanya Mark?” goda Taeil
“Ayolah mas, hal kayak gitu ga perlu ditanya. Semalem kan kita denger sendiri apa yang mereka lakuin”
“Hahaha iya ya. Kayaknya semalem asik banget. Mas sampe ga bisa tidur denger mereka”
“Kasian banget sih mas”
“Mas cuma mau kasih tau aja, kalo lagi main kecilin suaranya. Kasian anak mas nanti keganggu tidurnya denger suara kalian. Apalagi kalian kayaknya mainnya lama banget”
“Namanya masih muda mas, staminanya masih banyak”
“Aduh enaknya jadi pasangan muda. Alphanya masih kuat semaleman”
“Mas udah, kasian adiknya mukanya pada merah gitu”
Taeil dan Doyoung tak hentinya menggoda kedua adiknya itu. Suasana meja makan yang awalnya sunyi menjadi ramai dengan tawa Taeil dan Doyoung. Sementara Mark dan Jungwoo hanya bisa tersipu malu mendengar godaan kedua kakaknya.
Selesai makan siang, Mark dan Jungwoo membersihkan diri mereka. Lalu Mark menghubungi keluarganya bahwa dia tak bisa pulang ke rumah 5 hari kedepan, karna dia harus terus mendampingi omeganya selama masa heat.
Mark dan Jungwoo bersandar pada headboard sambil menonton film di laptop milik Jungwoo.
“Woo, liat deh” Mark menunjukkan punggung tangannya pada Jungwoo. Jungwoo juga mengangkat tangan dan menunjukkan punggung tangannya. Di punggung tangan mereka terdapat gambar seperti yin yang namun berwarna coklat dan hijau. Coklat melambangkan Mark, alpha berferomon cinnamon dan hijau melambangkan Jungwoo, omega berferomon apple mint. Mereka tau, dengan adanya tanda itu artinya mereka telah saling memiliki satu sama lain.
“So… now we are... mate?”
“Mark... kok nanyanya gitu? Ga suka kalo kita jadi mate?” Jungwoo menoleh pada Mark karna pertanyaan yang keluar dari mulut Mark.
“No bukan begitu maksudnya. Cuma ga percaya aja akhirnya gue punya mate dan orang yang jadi mate gue itu orang yang selama ini gue cinta”
“You love me?”
“Of course I am. I love you so much. Perlakuan gue ke lo selama ini apa bisa disebut cuma sebagai sahabat?”
“Kalo gitu kenapa ga sekalian di kampus pas gue nyuruh lo buat nyentuh gue?”
“Gue mau kita ngelakuin atas dasar sama-sama mau, bukan secara sepihak. Gue takut lo bilang kayak gitu karna lo lagi heat. Kalo gitu kan artinya gue alpha yang ngambil kesempatan dalam kesempitan”
“Mark…”
“Hm?”
“Lo lucu, gemes banget. Lo alpha tapi gemesin. Gue makin sayang sama lo” Jungwoo memeluk Mark, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Mark dan mencium feromon Mark.
“Oh iya Mark”
“Kenapa?”
“Gue baru inget sesuatu”
“Inget apa hm?”
“Kita udah knotting tapi lo belum nandain gue sama sekali” Jungwoo memiringkan kepalanya dan mengelus leher jenjangnya yang masih mulus tanpa bekas gigitan.
“Is it okay?”
“Ya gapapa dong? Kan gue sekarang udah jadi punya lo. Lo harus tandain gue juga biar gue ga diambil alpha lain. Emangnya lo mau besok-besok pas gue heat diganggu alpha lain?”
“Ya jangan dong. Jungwoo itu omeganya Mark. Alpha lain ga boleh rebut lo dari gue. Siapapun itu, sekalipun temen gue kayak Hendery atau Lucas itu ga boleh”
“Makanya tandain gue Mark. Buat ngejaga diri gue kan? Biar alpha diluar sana tau kalo gue omega yang udah punya alpha. Biar mereka ga bisa macem-macem sama gue”
“Oke oke” Mark membenarkan posisinya. Sekarang dia sudah duduk tepat di depan Jungwoo.
“Sini duduk di pangkuan gue” Jungwoo menurut. Dia duduk di pangkuan Mark. Kedua kaki Jungwoo melipat ke belakang Mark.
“Setelah ini, seluruh kampus bakal tau kalo omega yang paling manis di kampus udah jadi milik Mark, dan Mark adalah alpha yang paling beruntung bisa milikin salah satu omega primadona kampus”
“Jangan banyak ngegombal Mark Lee” balas Jungwoo menepuk pipi Mark
“Cepet lakuin alpha”
“Iya iya omegaku”
Jungwoo memiringkan kepalanya, sedikit menurunkan bajunya untuk memudahkan Mark menandainya. Mark juga sudah siap dengan taringnya untuk menandai Jungwoo.
“Kalo sakit, lo bisa cubit atau cakar gue. Oke?”
“Oke” Jungwoo menjawab sambil menutup mata dan mengernyit. Tangannya sudah berpegangan pada lengan Mark.
“Woo?”
“Apa?” Jungwoo membuka sebelah matanya seperti orang yang sedang mengintip.
“Relax baby, jangan tegang gitu”
“Iya ini udah berusaha rileks Mark. Cepet selesaiin biar ga makin tegang”
“Okay” Mark mulai menjilat leher jenjang milik Jungwoo.
“Shhhh geli— akhh!” Jungwoo menjerit ketika Mark menggigit lehernya. Secara tidak sadar Jungwoo mencengkram lengan Mark dengan sangat kuat.
Dalam semenit Mark melepaskan gigitannya. Gigitannya itu menghasilkan bekas 2 lubang kecil yang masih berteteskan darah. Mark menjilati darah yang keluar dari leher Jungwoo.
“Markhhh” tubuh Jungwoo bereaksi karna jilatan lidah Mark pada lehernya.
“Mmhhhhh Mark— hhaaaah~” Mark masih tidak sadar atas apa yang terjadi pada omeganya. Sang alpha masih terus menjilat leher omeganya dengan rakus.
“Markhhh~ p— panas hhaaahhh” Jungwoo mulai merasakan panas dari dalam tubuhnya. Ia ingin melipat kakinya namun tak bisa karna dia masih dalam pangkuan Mark.
“Jungwoo lo basah banget— oh no. Heat!”
Jungwoo menguarkan feromonnya. Seketika kamarnya beraroma apple mint. Insting alpha Mark terpancing, sang alpha juga menguarkan feromonnya. Membuat kamar itu menjadi aroma perpaduan apple mint dan cinnamon yang terasa manis dan menyegarkan.
Padahal baru saja semalam mereka melakukan ini, beberapa jam lalu mereka baru terbangun dan mengisi perut, dan beberapa menit lalu mereka membersihkan diri, sekarang mereka harus melakukan lagi yang semalam mereka lakukan. Dengan cepat Mark membuka baju Jungwoo, menjamah puting Jungwoo yang sudah mengeras. Dikecup, dijilat dan disesap oleh sang alpha, membuat omeganya dibawah sana hanya bisa mendesah atas perlakuan sang alpha. Tanpa banyak menghabiskan waktu, sang alpha memasukkan miliknya ke dalam sang omega. Membuat omeganya tersentak dan merasa keenakan.
Seperti malam sebelumnya, kedua makhluk ini menghabiskan banyak waktu untuk memuaskan hasrat mereka. Ditambah dengan insting alpha dan omega mereka yang mengambil alih, semakin liar dan semakin panas hubungan intim tersebut.
Entah berapa jam yang harus mereka pakai untuk berhubungan intim setiap harinya. Yang jelas, sampai 5 hari kedepan sampai masa heat Jungwoo selesai, Mark dan Jungwoo akan selalu menghabiskan waktu mereka untuk bercinta.