nununanaw


tw // nsfw , explicit , mature content , masturbation , fingering , anal sex

top!taeil bot!doyoung


Doyoung sedang memasak di dapur untuk dirinya dan pacarnya, Moon Taeil. Lantai 5 terlihat sunyi, para penghuninya meninggalkan tempat itu untuk solo schedule. Hanya Doyoung yang tersisa disana dengan pacarnya yang menemaninya agar tidak merasa kesepian.

Doyoung terlihat sangat seksi saat dia sedang masak. Apron cantik yang ia pakai membuat lekukan badannya terlihat dan itu sangat indah di mata taeil. Apa yang dilihatnya itu ternyata membuat sesuatu di bagian bawah sana menjadi tegang, entah pikiran kotor apa yang kali ini Taeil pikirkan.

“Mas mau kemana? Sebentar lagi adek selesai masak” tanya Doyoung melihat Taeil beranjak dari meja makan

“Mau ke kamar mandi sebentar dek, kebelet”

“Oh yaudah sana gih mas”

Taeil bergegas ke kamar mandi untuk menuntaskan sesuatu. Ia mengunci pintu kamar mandi dan tak lupa menyalakan air untuk meredam desahan yang mungkin saja keluar dari mulutnya. Dibukanya resleting celana miliknya yang menampakkan benda yang sudah mengeras sejak tadi.

“Mikirin apa toh il sampe ngaceng gini” ucapnya sambil mengurut penisnya

Taeil mulai memaju mundurkan tangannya, memanjakan miliknya dan memikirkan hal-hal kotor agar cepat mencapai puncaknya. Sesekali ia memikirkan kekasihnya yang manis itu memanjakan miliknya. Doyoung yang memiliki tubuh ideal dengan pinggang yang kecil dan pantat yang sekal membuat Taeil sangat bergairah dengan hanya memikirkannya. Lenguhan Taeil terdengar sangat jelas di dalam sana. Apabila tidak ada suara pancuran air sebagai peredam, maka suara yang ia keluarkan bisa saja terdengar oleh seisi dorm lantai 5.

Selesai memuaskan dirinya, Taeil kembali ke meja makan untuk menyantap makanan yang dibuatkan oleh pacarnya. Sejak kembalinya Taeil dari kamar mandi, Doyoung selalu memperhatikan gerak gerik Taeil. Tentu ini membuat Taeil senang karna pacarnya menaruh perhatian yang banyak untuk dirinya. Perhatian Doyoung ini semakin lama membuat Taeil merasa aneh, pikiran-pikiran kotor mulai masuk ke dalam pikirannya. Entah kenapa memang Doyoung ini sangat seksi di matanya. Padahal kesehariannya Doyoung memakai baju yang oversize.

“Mas?” ucap Doyoung membuka pembicaraan

“I-iya dek?”

“Mas gapapa?”

“Gapapa dek. Emang mas kenapa?”

“Ga tau adek ngerasa ada yang aneh aja sama mas”

“Kamu sendiri kenapa daritadi liatin mas terus dek?”

“Karna mas keliatan aneh makanya adek liatin terus”

“Emang mas anehnya gimana dek?”

“Coba adek mau tanya sama mas. Mas ngapain di kamar mandi?”

“Hmmm mas pipis lah dek. Ngapain lagi emangnya?”

“Adek denger kok mas teriak-teriak di dalam kamar mandi. Mas kesakitan?”

“Suara teriak gimana dek?”

“Suara kayak ahhh ahhhhh aaahhhhhh gitu mas”

Deg

Doyoung mendengar hasil kegiatan Taeil tadi. Bukankah Taeil sudah menyalakan air untuk meredam suara desahannya? Ditambah lagi suara Doyoung yang memperagakan suara Taeil di dalam kamar mandi terdengar sangat indah di telinga Taeil. Ini pertama kalinya ia mendengar desahan kekasihnya dan ini juga membuat bagian selatan Taeil mengeras yang kedua kalinya di pagi hari.

“Mas kok diem aja sih?” Doyoung memecah keheningan di antara mereka

“Adek kok bisa denger itu?”

“Ya kedengeran lah mas. Kamar mandi sepi begitu ga ada suara apapun selain teriakan mas”

“Tadi mas nyalain air deh perasaan”

“Air? Ga lama pas mas masuk kamar mandi mati airnya mas. Makanya adek bisa denger mas teriak”

Diam. Taeil hanya bisa terdiam mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh kekasihnya. Bagaimana bisa ia tak sadar bahwa air yang sejak awal dia nyalakan mati begitu saja? Apa karna dirinya terlalu menikmati jadi dia tak menghiraukan apa yang terjadi di sekelilingnya?

“Mas?”

Taeil masih diam seribu bahasa. Dia bingung apa yang harus dijawab olehnya? Selama ini semua orang termasuk kekasihnya ini tau bahwa Taeil adalah member terpolos di unitnya, bahkan ia dan Doyoung dijuluki sebagai pasangan terpolos karena mereka berdua belum pernah melakukan hal kotor lain selain ciuman.

Disaat member lain dan pacarnya suka melakukan kegiatan tidak senonoh, bahkan tak jarang suara bercinta itu terdengar di seluruh ruangan, tapi pasangan ini lebih suka kegiatan memasak daripada bercinta.

Itu tidak sepenuhnya salah. Pada kenyataannya Taeil memang polos karna ia belum pernah melakukan hubungan seksual dengan siapapun, terutama dengan kekasihnya. Namun Taeil tidak sepolos itu, diam-diam dia suka menonton film biru dari web yang tersedia di google. Dia juga diam-diam memiliki akun khusus untuk mendapatkan foto dan video sex gratis dari mutual yang ia punya. Dengan foto dan video ini dia suka melakukan masturbasi dengan memikirkan kekasihnya. Sekarang terlihat kan bagaimana aslinya Taeil?

“Dek, tolongin mas ya?” kali ini Taeil yang memecah keheningan diantara mereka

“Tolong apa mas?”

“Mas mau begituan 👉🏻👌🏻 sama adek” ucap Taeil sambil memeragakan dengan tangannya

“Adek ga mau ah mas, pasti sakit. Biasanya Ten atau Taeyong teriaknya kenceng banget” Doyoung mengerti apa yang dibicarakan oleh Taeil meski dia belum pernah melakukannya

“Ayo dong dek pleassee. Mas beneran pengen rasain punya kamu, biar ga cuma coli sambil mikirin kamu”

“Mas???”

“Hehehehe maaf ya dek, mas jadiin kamu objek pelampiasan mas”

“Mas ternyata mesum ya!”

“Mesumnya sama kamu doang dek” Taeil mendekati Doyoung dan meletakkan kepalanya di leher milik Doyoung

“Ayo dong dek sekalii aja. Emang adek ga pernah mau coba gituan?”

“Aaahhhh m— massshhhh” suara leguhan keluar dari mulut Doyoung karna perlakuan Taeil di bawah sana yang sedang mengelus bagian selatannya

“Mas geli mas mmmhhhhh”

“Enak kan dek?” tanya Taeil melihat celana Doyoung yang mulai membesar

“Aaahhhh massss!!! Jangannhhh—”

Kalimat Doyoung terhenti. Taeil membungkam mulut Doyoung dengan miliknya. Ia melumat bibir manis milik kekasihnya tanpa meninggalkan sisa. Tangannya di bawah sana mulai membuka celana yang Doyoung kenakan. Kini tersisa Doyoung dengan penisnya yang menegang dibalik apron. Tangan Doyoung selalu menepis tangan Taeil agar tidak menaikkan apron miliknya.

“Mas jangan, adek malu”

“Jangan malu sayang, cuma ada mas disini. Sekarang lepas apron dan baju kamu”

Doyoung mendengarkan perintah Taeil. Ia menanggalkan semua pakaiannya dan memperlihatkan tubuh mulus miliknya.

“Kamu indah banget dek”

“Mas ih jangan bilang gitu adek malu”

“Sini sayang duduk di pangkuan mas”

Taeil mencium leher kekasihnya dan membuat banyak tanda disana. Tangan sebelah kirinya asyik bermain dengan puting coklat milik Doyoung dan tangan kanannya bermain memanjakan penis Doyoung.

“Masshhhh nenen adek jangan dimainin nngghhhhh mashhhh”

Sang dominan tak menghiraukan apa yang diucapkan oleh sang submisif. Mulutnya kini mengecup benda coklat tersebut, sesekali menjilat dan menyedotnya layaknya bayi yang kelaparan. Membuat pemilik benda coklat itu membusungkan dadanya.

“Massss hhhaaahhhhhh adek mmmhhh adek mau pipisshhhh”

Mendengar itu sang dominan semakin mempercepat pergerakan tangannya di bawah sana.

“Hhaaahhhh ahhhhhh massshhhh tangannya jangan kenceng kenceng— mau pipisssss”

“Keluarin aja dek jangan ditahan”

“AAAHHHHH MAAASSSS”

Doyoung mendapat pelepasan pertamanya. Ia belum pernah seperti ini sebelumnya. Ini adalah kali pertama ia dipuaskan.

Setelahnya sang dominan membuka celana dan meminta kepada sang submisif untuk berlutut dan menelan miliknya dengan mulut hangat sang submisif. Taeil sesekali menaik turunkan pinggulnya agar miliknya dapat masuk sempurna ke dalam mulut Doyoung hingga menyentuh tenggorokan sang submisif.

Tak puas hanya dengan mulut lelaki manis yang ada di hadapannya, Taeil membalik badan Doyoung dan membuatnya menungging dengan bertumpu pada meja makan.

“Dek, kalo sakit bilang ya”

“Iya mas— AKKHHH!! MAS!! sakit hiks mas”

Taeil memasukkan kedua jarinya pada lubang Doyoung memaju mundurkan jarinya seperti gunting untuk sedikit melonggarkan lubang itu agar dapat melahap penisnya. Cukup dengan pemanasan pada lubang manis itu, Taeil mengambil kondom yang selalu ia bawa di celananya. Dipakainya kondom itu pada miliknya dan mulai memasukkannya ke dalam lubang milik Doyoung.

“MAS!!!! Sakit hiks— sakit mas”

“Baru masuk kepalanya sayang, tahan sebentar ya nanti juga enak”

Taeil memasukkan miliknya perlahan agar tidak menyakiti pemilik lubang hangat itu.

“Mas hiks udah— adek ga kuat— sakit mas”

“Tahan sebentar dek”

“Maaassss sakit”

Taeil sangat memaklumi kekasihnya yang merengek seperti ini. Wajar saja karna ini memang pertama kalinya bagi mereka. Tentu akan sangat menyakitkan bagi pihak bawah. Tapi ia sangat menginginkan hal ini, tidak mungkin dilewatkan begitu saja.

Pergerakan Taeil di belakang sana dimulai dengan ritme pelan dan lama kelamaan menjadi ritme yang cepat. Rasa yang awalnya menyakitkan bagi Doyoung berubah menjadi nikmat, dan teriakan karna sakit berubah menjadi desahan karna nikmat. Sang submisif yang awalnya tidak menginginkan hal ini menjadi kecanduan ingin dimasukkan lebih dalam.

“Mas haaahhhh mas aakkkhhhh” Doyoung menggelinjang karna sang dominan berhasil mendapat titik manisnya

“Disitu enak banget mas nnnggghhhh”

“Disini?”

“Iya mas— aaahhhhh aahhhhh masshhh pelan pelannhhh”

Taeil semakin mempercepat ritme sambil memainkan penis Doyoung. Tak lama kemudian Doyoung mendapat pelepasannya lagi. Taeil lalu membalikkan tubuh Doyoung duduk di atas meja.

“Enak kan?” tanya Taeil

“Enak mas hehehehehe”

“Mas belum sampe, kita lanjut lagi ya”

Tanpa persetujuan kekasihnya, Taeil membuka kaki Doyoung dan memasukkan lagi miliknya ke dalam lubang hangat itu.

“AAKKKHHH MAS PELAN”

Kali ini Taeil tidak sabaran, ia hanya ingin mendapatkan pelepasannya. Membuat Doyoung yang ada di depannya tidak bisa mengimbangi Taeil karna lelaki itu terlalu bersemangat.

“Mas mmmhhhh adek mau keluar lagi massshhhh”

“Bareng dek argh mas juga mau keluar”

“AAAAHHHHH~”

Kini keduanya telah mendapat pelepasannya. Mereka segera memakai baju dan membersihkan kekacauan yang telah mereka buat di meja makan. Kursi yang beratakan, taplak meja yang lusuh tak karuan dan sperma Doyoung yang bertebaran di lantai dan meja makan.

“Kalian… Ngapain? Kok banyak cairan putih...” ucap seseorang yang baru saja masuk

Sepasang kekasih ini tidak menyadari bahwa ada yang memasuki dorm, mereka sibuk merapihkan kekacauan yang mereka buat. Taeil dan Doyoung menatap lelaki itu dan hanya bisa tersenyum ke arahnya.

“Wah gila keren! Ga nyangka akhirnya kalian ngelakuin juga” ucapnya menepuk tangan

“Hyung maluuuuu” Doyoung menutup wajahnya

“Lebay banget sih Doy. Ngapain malu, aku malah bangga sama kamu udah berani ngelakuin ginian hihi. Akhirnya udah jebol juga ya” ucapnya menepuk pundak Doyoung

“Gimana enak ga dimasukkin? Punya Taeil hyung gede ga? Segede apa? Mainnya lembut atau kasar nih? Tadi posisi mainnya gimana? Keluar berapa kali kamu Doy?” tambahnya seperti wartawan yang haus akan informasi

“Hyuuuungggg malu jangan diomongin” wajah Doyoung kini sudah berwarna merah

“Oke ga diomongin. Aku mau bilang sama yang lain ah~”

“Hyung jangan! Nanti Doyie sama mas Taeil malu kalo yang lain tau”

“Bayaran tutup mulut, tutup kuping dan jaga ketikannya berapa nih?”

“Doyie traktir goguma 1 bulan ya?”

“Oke deal”

Taeil hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat 2 pihak bawah itu meributkan urusan yang sebenarnya tidak penting bagi dirinya. Kalau yang lain mengetahui juga tak masalah, jadi lain kali dia bisa bebas mengajak Doyoung untuk melakukan yang baru saja mereka lakukan.

Fin.


Hayo siapa yang masuk ke dorm? 👀

Sore itu Lucky datang ke rumah Januar, dengan maksud ingin meminta maaf atas apa yang telah ia perbuat. Lucky merasa sangat menyesal telah melukai hati Januar, orang yang selama ini selalu ada untuknya dalam situasi apapun.

Sesampainya di rumah Januar, Lucky disambut oleh bundanya Januar. Bunda mempersilahkan Lucky masuk, ia pun langsung ke kamar Januar seperti biasa.

Tok tok tok

“Iya sebentar bun” ucap Januar dari dalam kamar

“Kenapa bu—”

“Hai” Lucky menyapa Januar saat pintu itu terbuka

Keduanya mematung, hening, terasa sangat canggung.

“Ngapain kesini?”

“Mau minta maaf”

“Minta maaf buat apa?”

“Maaf gue udah nyakitin lo”

“Terus?”

“Maafin gue ya?”

“Gue maafin lo dari dulu. Udah ya sekarang lo pergi, gue ga mau liat lo disini”

“Loh kok nak Luckynya ga diajak masuk dek?” ucap bunda yang baru saja datang membawa minuman

“Engga bun, Lucky udah mau pulang. Iya kan Lucky?” ucap Januar menatap Lucky seolah memberi tanda untuk mengiyakan perkataannya

“Ah iya bun Lucky udah selesai. Permisi bun”

“Loh kok pergi? Udah lama nak Lucky ga datang kesini loh. Kok kamu ga pernah kesini lagi nak? Kalian berantem kah?”

“Engga bun, Lucky nya aja yang lagi sibuk banget jadi ga sempet main kesini” jelas Lucky

“Kalo gitu sekarang main disini dulu aja. Bunda kangen nak Lucky disini”

Lucky mengarahkan pandangannya pada Januar. Mereka hanya dapat saling tatap, tak mengeluarkan satu patah kata pun.

“Lain kali ya bun Lucky bakal main disini lebih lama”

“Yaudah kalo gitu nak Lucky hati-hati ya”

“Iya bun, Lucky permisi”

Lucky tidak sepenuhnya pergi, dia masih menunggu Januar di depan pagar rumah, berharap lelaki manis itu keluar dan mau berbicara dengannya.


Sore berganti malam, Lucky masih tetap berada di depan rumah Januar. Tidak bergerak sedikitpun, masih menunggu Januar karna dia ingin berbincang lebih dengan lelaki manis itu.

Sorotan cahaya yang begitu terang masuk kedalam pengelihatan Lucky dan cahaya itu padam tepat di depan rumah Januar.

“Lo ngapain di depan rumah Januar? Mau maling?” ucap lelaki yang baru saja sampai di rumah Januar

Gue mau ketemu Januar”

“Kenapa ga masuk?”

Pagar rumah Januar terbuka dan memperlihatkan sosok Januar.

“Hai Malikkk masuk dulu yuk ketemu bun—” kalimat Januar terhenti saat fokusnya teralihkan pada Lucky ada di depan rumahnya sampai hari menjadi gelap.

“Dia siapa?” ucap Malik menatap Januar

“Lucky” ucap Lucky menjulurkan tangan kanannya

“Oh, gue Malik” ucap Malik menjabat tangan Lucky

“Yaudah kalo gitu gue balik aja. Lo berdua selesaiin urusan kalian” lanjutnya

“Engga. Kita tetep pergi. Ayo langsung jalan aja nanti biar gue telpon bunda” ucap Januar memakai helm dan duduk di motor Malik

“Malik cepet ayo pergi” lanjutnya

Malik dan Januar pergi menjauh, cahaya motor itu semakin lama semakin menghilang dari pengelihatan Lucky.

'Gue sejahat itu ya?' batin Lucky


Pukul 10 malam Januar dan Malik kembali. Lucky masih tetap berada disana menunggu kedatangan Januar.

“Kok lo masih disini?” tanya Januar heran

“Gue ga akan pergi sebelum lo mau ngobrol sama gue”

“Udah sayang kamu ngobrol aja sama dia biar dia cepet balik” ucap Malik

'Sayang?' batin Lucky

“Gue pergi dulu ya. Selesaiin urusan kalian biar ga usah ketemu lagi” ucap Malik dan pergi meninggalkan mereka berdua di depan rumah Januar

“Jan—”

“Masuk dulu” Januar memotong kalimat Lucky

“Duduk” Januar menyuruh Lucky utuk duduk di kursi teras rumahnya

“Makasih”

“Jadi mau ngomong apa?”

“Gue mau minta maaf”

“Minta maaf terus. Kan tadi gue bilang udah gue maafin dari dulu”

“Gue sadar Jan cuma lo orang yang selalu ada buat gue. Gue merasa kehilangan lo banget apalagi setelah gue tau lo ngeblok semua kontak gue. Kalo mama minta lo ke rumah, lo dateng saat ga ada gue, pas gue tiba-tiba pulang mama bilang lo pulang diem-diem. Segitunya lo ngehindarin gue Jan?”

“Segitunya gue hindarin lo? Ga salah Ky? Gue cuma nurutin apa yang lo mau Lucky. Lo yang minta gue menjauh, ya sekarang gue menjauh”

“Tapi ga perlu sampe block kontak gue kan?”

“Buat apa ada kontak lo lagi Lucky? Hati gue udah terlanjur hancur karna lo, gue ga mau nyakitin diri gue lebih lanjut”

“Maaf” ucap Lucky dengan nada yang melemah

“Percuma lo minta maaf terus Ky. Kenyataannya lo udah bikin gue sakit. Hati gue sakit, hancur, ga ada yang tersisa”

“Boleh gue memperbaiki semuanya?”

“Apa yang harus diperbaiki? Ga ada”

“Gue sayang sama lo Jan”

“Gue juga. Gue lebih sayang sama lo”

“Maksud gue sayang lebih dari sahabat. Gue cinta sama lo. Izinin gue memperbaiki semuanya ya? Gue baru sadar kalo lo itu segalanya buat gue, lo dunia buat gue, gue ga bisa hidup tanpa lo”

Januar terdiam mendengar apa yang Lucky katakan. Bagaimana bisa disaat hatinya sudah hancur berkeping-keping Lucky baru membalas perasaannya?

“Boleh kan Jan?” Lucky memecah keheningan diantara mereka

“Engga Ky, ga bisa” suara Januar bergetar, menahan tangis agar tidak membasahi pipinya

“Kenapa? Lo udah ga cinta sa—”

“Bukan. Gue masih cinta sama lo tapi gue ga bisa”

“Karna Malik? Lo udah jadian sama dia?”

“Ga ada hubungannya sama Malik”

“Trus karna apa?”

“Karna lo. Ngeliat lo bikin rasa sakit gue muncul. Gue ga bisa”

“Lo udah maafin gue kan?”

“Udah. Gue udah maafin lo. Ga mungkin gue ga maafin lo. Kita kenal dari bayi, sahabatan sampe segede ini, ga mungkin gue ga maafin lo” ucap Januar

“Lo tau? Saat sebuah kaca hancur, walau disatuin lagi tetep ada tanda bekas retakan disana. Persis sama kayak hati gue yang udah lo hancurin. Walau gue udah berusaha nata hati gue, luka itu masih ada dan gue ga mau ngebuka luka itu lagi” lanjutnya

“Tapi Jan—”

“Cukup” Januar memotong ucapan Lucky, dia menghela nafasnya panjang

“Sekarang lo pulang Lucky. Lo udah dapet jawabannya” lanjutnya

Lucky melangkahkan kakinya sambil melihat Januar yang masih terduduk di kursi teras sedang menumpu kepalanya dengan tangannya dan menutupi wajahnya dengan bahu yang bergetar.

“Januar maafin gue. Gue ga tau kalo perkataan gue dulu bikin lo sehancur ini. Jangan nangis Jan, gue sayang sama lo. Gue ga bisa liat lo sedih kayak gini” ucap Lucky kembali ke kursi dan memeluk tubuh Januar dari samping

Januar terbangun dari duduknya dan menghapus air mata yang membasahi pipinya.

“Pergi” ucap Januar menatap Lucky dengan mata yang berlimang air mata

“Lo ga mau liat gue sedih kan? Lo ga mau liat gue nangis? Pergi sekarang Lucky” tambahnya

“Tolong izinin gue buat meluk lo untuk yang terakhir kalinya, boleh? Gue janji abis ini gue ga akan ganggu hidup lo lagi, gue ga mau nyakitin lo lebih dalam” pinta Lucky

Januar tak berucap 1 kata pun. Tanpa balasan dari sang lawan bicara, Lucky memeluk dan membelai lembut rambut Januar.

“Sekali lagi gue minta maaf Jan. Mungkin ga ada gunanya gue minta maaf. Tapi gue bener-bener nyesel. Kita yang temenan dari kecil tapi berakhir kayak gini karna sikap gue ke lo waku itu. Gue yang merusak hubungan baik kita, maaf”

Tangis Januar pecah, ia membalas erat pelukan Lucky. Air matanya membanjiri pundak sang sahabat. Januar tak mengerti apa yang ia rasakan sekarang. Ia senang karna Lucky akhirnya mencintai dirinya, namun ia juga merasa sakit jika melihat Lucky di depan matanya, dan ia juga sedih karna ini mungkin memang benar pertemuan terakhir mereka. Berarti, pelukan ini adalah pelukan terakhir bagi mereka.

“Gue— cinta sama lo— tapi gue— ga bisa Ky, terlalu— sakit” ucap Januar dengan terbata-bata

“Gapapa, disini gue yang salah. Kalo aja dulu gue ga bilang begitu sama lo, kita ga akan kayak gini sekarang”

Setelah dirasa cukup, Lucky melepas pelukannya. Ia menghapus air mata yang ada di pipi Januar.

“Udah ya jangan nangis. Mungkin ini karma buat gue, gue jatuh cinta sama lo disaat yang ga tepat, gue datang disaat lo udah hancur. Gue pamit ya Jan, jangan lupa bahagia. Gue sayang sama lo, gue bahagia kalo lo bahagia”

Januar hanya bisa mengangguk. Kini dia hanya dapat melihat pundak Lucky yang semakin lama semakin menjauh. Pertanda bahwa ini memang akhir dari pertemuan mereka.

'Halo?' ucap Jungwoo memulai percakapan mereka

'Yang liat nih celanaku jadi gede banget. Kamu lagi aneh aja nanyain kayak gitu'

'Ya kan aku lagi overthinking. Takut nanti kamu bosen sama aku kalo aku udah ga rapet lagi'

'Ga akan sayang. Aku cintanya cuma sama kamu. Mau kamu rapet atau engga aku ga bakal bepaling dari kamu'

'Iya iya… Itu celana kamu lepas aja sih kasian sesek di dalem'

Lucas pun membuka belt yang ia kenakan dan melucuti pakaian bagian bawahnya. Ia mengurut penisnya yang baru saja dikeluarkan dari dalam sana.

'Masa ngomongin lubangku doang kamu udah setegang itu sih?'

'Kamu ga tau rasanya jadi aku sih yang. Apapun bagian tubuh kamu tuh bikin aku ga tahan'

'Dasar lemah. Padahal kita nikah udah bertahun-tahun, kamu juga udah sering banget liatin badan aku dari jaman pacaran sampe sekarang. Masa gitu aja lemah sih'

'Kamu itu terlalu indah sayang. Walau udah bertahun-tahun aku liat tubuh kamu juga tetep aja kamu menggoda banget di mataku'

'Mulai deh gombalnya'

'Ga gombal tapi aku serius sayang'

'Yaudah yaudah terserah kamu. Itu buka juga kemeja kamu dong Lucas. Masa buka bagian bawahnya doang'

Lucas melepas dasinya dan membuka seluruh kancing kemeja yang ia kenakan. Ia membuka kemeja itu meski masih menggantung di badannya dan memperlihatkan tubuhnya yang atletis.

cas

Jungwoo menelan ludah karna suaminya itu terlihat sangat seksi dengan kemeja yang menggantung pada badannya, memperlihatkan tubuh suaminya yang atletis dengan perut kotak-kotak dan di bagian bawah ada benda besar yang sudah menegak sempurna. Membuat Jungwoo yang berada di ujung sana menjadi panas ingin disentuh.

'Sekarang kamu cari posisi duduk yang enak. Kalo udah kasih tau aku' ucap Jungwoo memulai permainan

'Oke udah'

'Elus ujung kepala punya kamu pake telapak tangan. Bayangin aku lagi ngejilatin itu'

'Ssshhhh geli'

'Kocok titit kamu pelan-pelan, bayangin aja aku lagi ngasih service ke kamu pake tanganku'

'Mmmhhhh enak banget woo' Lucas mulai memejamkan matanya. Ia hanya terfokus pada suara Jungwoo dan membayangkan apa yang Jungwoo katakan.

'Sekarang aku masukin titit kamu ke mulut aku. Aku isep, jilat, pokoknya kamu pasti suka banget kalo aku lagi ngelakuin ini'

'Shit! Mulut kamu enak banget woo mmmhhhhhhh Jungwoo'

'Enak? Sekarang kocokannya lebih dicepetin kayak kalo kamu ngehujam mulut aku pake titit kamu yang gede itu sampe mentok ke tenggorokan aku'

'Arrggghhhhh enak banget Jungwoo ssshhhhhh'

'Mau yang lebih enak lagi?'

'M— mauhh'

'Sekarang buka mata kamu. Tetep kocok titit kamu, jangan berhenti dikocok'

Lucas membuka matanya. Dari layar handphone terlihat jelas bahwa Jungwoo sedang mengangkang di ujung sana.

jwu

'Pake aku sepuas kamu cas. Hajar aku sampe aku lemes'

'Argghhhhhhh Jungwoo lubang kamu menggoda banget'

'Liat cas lubangku laper banget pengen makan punya kamu yang gede itu. Pasti rasanya enak banget punyamu ada di dalam sini'

'Fuckkk Jungwoo lubang kamu berkedut gitu minta aku masukin banget woo mmmhhhhhh'

'Masukin aja sayang, masukin lubangku yang kamu bilang masih sempit kayak perawan dan bikin kamu nagih sampe pagi' ucap Jungwoo membuka lubangnya dengan bantuan kedua tangannya

'Fuckkkk mainin lubang kamu pake jari woo'

'As you wish— Ummhhhhh Lucashh'

'Fuckkk Jungwoo desahan kamu indah banget. Mainin terus sampe kamu keluar woo'

'Aku maunya punya kamu cas ugghhhhh masukin cepet, aku ga tahan'

'Oh— Shit! Aku masuk nnnggghhhhh'

Diujung sana Jungwoo mulai memasukkan dildo ke dalam lubangnya.

'Ahhhhhhhh Lucashhh hhnnnghhhhhh'

'Kamu sempit banget sayang mmmhhhh'

'Lucashh ugghhhh jangan berhenti. Terus genjot aku sampe aku lemes ahhhh ahhhhh mnhhhhhhh Lucashhh'

'Ohhhh— fuck fuckkk desahin terus namaku woo'

'Lucashh Lucashhh nngghhhhhh Lucashhhh mainin puting aku cashhh mmmhhhhh'

'Shit kamu tegang banget sayang. Minta diisep arrgghh'

'Isep aja cashhh, isep kayak bayi yang haus asi. Ahhhhh lucashhh isep terus cashhh. Isep sampe merah, sampe berbekas, sampe bengkak uummmhhh. Aku suka kalo kamu lagi nenen gini mmmhhhh gelihh' desah Jungwoo dari seberang sana sambil memainkan putingnya sendiri

'Nenen kamu enak sayang. Aku jilat ya'

'Ughhhh jilat terus cash mmnhhhh jilat terus sampe kamu puas'

'Enak banget sayang arrgghhhh aku cepetin ya biar lubang kamu makin ngelahap punyaku mmmmhhhhh' Lucas mempercepat kocokan pada penisnya

'Ahhhhh iya Lucashhhh lebih cepet mmhhhhh lebih cepet lagi cashhhh aku— mau keluar ughhhhh' ucap Jungwoo di seberang sana sambil memainkan penis dan lubangnya bersamaan. Tangan kanannya memompa dildo kedalam lubangnya dan tangan kirinya sibuk memijat penisnya agar mendapat putihnya

'Tunggu aku sayang aku juga mau keluar annggghhhhh' Lucas semakin mempercepat kocokannya

'Lucas Lucashhh mmhhhhh Lucasshh aku keluar— AHHHHH~'

'ARRRGGGHHH JUNGWOO'

Keduanya telah mencapai putihnya. Si manis yang terkapar di kasurnya dan si tampan yang terbaring lemah di kursi kantornya.

'Sayang' ucap Lucas memulai percakapan mereka lagi

'Pake dulu celananya, benerin bajunya, lap sperma kamu yang berceceran disana. Kan ga lucu kalo ada client atau staff kamu masuk ntar mereka nyium bau sperma kamu'

'Iyaa aku lakuin dulu. Kamu juga pake baju dulu yang lengkap gih. Bahaya kalo nanti aku tegang lagi'

'Ga mau ah, mau begini aja. Mau ngeliatin mukaku aja, ga usah sebadan. Lagian siapa juga yang mau bikin kamu tegang. Kamunya aja yang suka ngacengan huuuuu'

'Suami kamu loh ini yang kamu gituin'

'Ya emang aku kayak gini cuma buat kamu kan sayaangggg. Itu rapihin yang bener kemejanya Lucas. Mau ngantor apa mau nongkrong di burjo?'

'Biarin aja lah. Kan aku bosnya jadi suka-suka aku'

'Justru kamu yang harus kasih contoh'

'Iya iyaa. Ngomong-ngomong makasih ya sayang'

'Ga usah makasih gitu, kan aku punya kamu'

'Kamu makin jago ya yang kalo vcs gitu'

'Ish apa sih! Jangan bahas gituan'

'Kamu tadi hot banget tau'

'Lucas!!! Aku tutup nih ih. Udah sana kamu balik kerja' ucap Jungwoo dengan wajah yang merona

'Yaudah yaudah ga usah merah gitu dong mukanya cantik. Aku balik kerja ya, i love you sayang'

'Love you too'


“Eungghhhh Yuta~”

Suara leguhan terdengar dari dalam kamar yang terkunci. Di dalam sana ada Yuta dan Jungwoo yang sedang bercumbu mesra. Perbuatan mereka ini mengundang amarah beberapa orang di luar sana.

“YUTA BUKA PINTUNYA!!” Jaehyun memulai keributan

“YUT JANGAN SENTUH JUNGWOO. JUNGWOO PUNYA GUE” ucap Lucas

“Apaan sih anjing! Main ngeklaim punya lo aja” omel Mark

“Ahhh~ Yuta nggghhhh Yutaa Yutaa~” terdengar suara desahan Jungwoo yang semakin meninggi dari dalam sana

Di dalam kamar itu Yuta memainkan tangannya di lubang Jungwoo. Dia memompa lubang itu dengan kedua jarinya, sebagai pemanasan untuk memasukkan miliknya ke lubang hangat milik Jungwoo.

“YUTA ANJING LO BIKIN GUE SANGE DENGER DESAHAN JUNGWOO” teriak Jaehyun

“YUT BAGI BAGI WOI ELAH” ucap Mark

“Cari kunci cadangan cepet” titah Jaehyun

Lucas dan Mark langsung mencari keberadaan kunci cadangan.

“Yuta mmmhhhh lebih cepet ahh ahhh Yuta nngghhhhhh”

“YUTA SUMPAH LO GUE ABISIN” ucap Jaehyun dari balik pintu

“Ahhhhhh Yuta disitu disitu nnhhh enak bangethhhh”

Yuta berhasil menemukan titik kenikmatan Jungwoo. Ia semakin memompa jarinya dengan cepat agar sang submissive mendapatkan puncak kenikmatannya.

“Yuta akhhh mau cum mmmhhhhh mau cum~ AHHHH” teriak Jungwoo dari dalam sana karna sudah berhasil mencapai titik kenikmatannya

https://twitter.com/kboysnsfw/status/1394442869541425152?s=19

Sementara orang di luar

“YUTA SUMPAH!!!!!!!!!” teriak Jaehyun

“JUNGWOO UDAH KELUAR ANJIR GARA GARA YUTA. CEPET KUNCINYA MANA” lanjutnya

Setelah mendapat kunci, mereka membuka pintu kamar dan melihat Jungwoo dalam pelukan Yuta.

“Ngapain sih lo ganggu aja” ucap Yuta

“Sini lo” ucap Lucas narik tangan Yuta

Yuta meletakkan Jungwoo diatas kasur. Jungwoo hanya bisa menatap punggung keempat lelaki yang melangkah keluar dari kamarnya.

“Ganggu banget sih lo semua” ucap Yuta memulai pembicaraan

“Lo seenaknya aja lagian. Mana Jungwoo udah keluar gitu”

“Baru foreplay anjir! Belom gue masukin punya gue”

Keempat lelaki gagah itu terus memperebutkan Jungwoo. Sementara di dalam kamar Jungwoo kesal, saat dia 'kepengen' kayak gini tapi semuanya malah ribut sendiri. Saat Jungwoo mau keluar kamar, pintunya terkunci. Ada yang kunci pintu itu dari luar. Jungwoo yang kesal jadi semakin kesal.

“KOK AKU DIKUNCIIN SIH??” teriak Jungwoo dari dalam

“Sebentar yang. Ini harus diselesaiin dulu” jawab Lucas

“Tunggu sebentar ya babe” jawab Mark

“AH YAUDAH LAH KALIAN RIBUT AJA DILUAR! AKU MAU TIDUR!” ucap Jungwoo

“GA ADA JATAH BUAT KALIAN SELAMA SEBULAN YA. BYE” lanjutnya sambil mengunci pintu itu dengan kunci pengait

Keempat orang yang berada di luar pun membuka kunci pintu kamar Jungwoo. Tapi mereka tak dapat memasuki ruangan itu, karna Jungwoo sudah menguncinya dengan kunci pengait. Mereka berempat mengetuk pintu kamar Jungwoo namun tak ada respon sedikitpun dari dalam sana.

Terlanjur tegang karna desahan Jungwoo tadi, mereka berempat berakhir bermain solo.

Fin.


Hangang

Malam ini Jungwoo lagi pengen ke Sungai Han. Dia berpakaian sesimpel mungkin biar ga dikenalin banyak orang. Jadi sekarang Jungwoo udah siap dengan baju dan celana hitam kesayangannya, bucket hat hitam dan masker putih buat nutupin wajahnya.

Kali ini, Jungwoo berhasil pergi keluar dorm sendiri tanpa diikuti oleh sasaeng. Entah Jungwoo yang terlalu pinter buat ngelabuin sasaeng atau emang sasaengnya yang bodoh ga bisa liat Jungwoo keluar dorm.

Sebenernya ini Jungwoo udah janjian sama Lucas buat ke sungai Han. Itung-itung mereka pacaran lah. Jarang soalnya mereka bisa keluar bareng disela-sela jadwal mereka berdua yang padet banget. Kebetulan juga hari ini mereka berdua sama-sama punya waktu kosong jadi yaaa skuy aja buat pacaran. Kebetulan lagi, hari ini sungai Han ga terlalu rame.

Udah sekitar 1 jam Jungwoo nungguin Lucas di sungai Han. Ini pacarnya kemana sih? Lama banget nunggunya Jungwoo sampe bete. Akhirnya dia mutusin buat vlive sebentar pake suara doang karna ya tau sendiri dia lagi keluar dorm ini, ntar kalo ketauan dia lagi di Han bisa-bisa para fans langsung pada ngacir ke sungai Han.

Sebelumnya Jungwoo minta izin dulu sama staff dan manajer buat vlive. Awalnya ga dibolehin karna Jungwoo cuma sendiri disana, ga ada yang bisa ngontrol live Jungwoo barangkali ada suatu kejadian diluar kendali ya kan. Setelah ngebujuk manager dan staff, akhirnya Jungwoo dibolehin buat live sendiri dengan syarat dia ga boleh nyalain video kameranya. Pas banget kan sesuai dengan apa yang Jungwoo mau? Jadi deh Jungwoo ngelive.

Sekarang posisinya Jungwoo udah mulai live. Kangen banget dia tuh sama NCTzen dan Puppies karna emang udah lama banget Jungwoo tuh ga ngasih kabar baik di twitter, instagram, vlive ataupun bubble.

Di tengah livenya Jungwoo, Lucas dateng. Yaelah ni anak dateng disaat yang ga tepat banget. Tadi ditungguin ga dateng-dateng, giliran sekarang Jungwoo lagi live eh dia malah dateng. Sebelum Lucas heboh karna ketemu sama pacarnya yang manis ini, dari jauh Jungwoo udah ngasih kode ke Lucas dengan mulutnya tanpa suara.

“Jangan berisik, aku lagi live”

“Oh oke. Aku pelan-pelan” ucap Lucas dengan memberi tanda oke menggunakan tangannya.

Pas sampe di deket pacarnya, dia langsung nyium kening dan duduk di sebelah kanan pacarnya. Lucas cuma bisa liatin Jungwoo yang lagi sibuk ngomong sendiri demi interaksi sama fansnya secara online. Dia paham pacarnya lagi temu kangen sama para fans secara online. Dia ga mau bersuara sama sekali karna takut setelah ini ada hal aneh-aneh yang bakal diomongin sama fans. Sebenernya gapapa sih kalo Lucas ngomong, tapi kan posisinya sekarang mereka beda unit ga kayak di unit boss dulu. Jadi seharusnya Jungwoo dan Lucas ga ada di tempat yang sama. Akhirnya Lucas disitu bener-bener cuma ngeliatin Jungwoo.

Selama Jungwoo live, Lucas ga tahan liat pacarnya ini kok makin lama diliatin makin manis. Terbesitlah pikiran kotor dalam otak Lucas. Tau ga apa yang Lucas pikirin? Dia mau nyoba ngenakin pacarnya yang lagi live itu. Bagi dia kayaknya itu hal yang seru buat dilakuin, apalagi lagi di tempat umum. Dia pengen tau gimana reaksi pacarnya kalo dia ngelakuin hal itu. Apa Jungwoo bakal mendesah kenceng kayak kalo lagi 'main' sama dia atau mungkin Jungwoo bakal ngasih reaksi lain karna ini lagi live?

Dengan otak kotornya itu dia langsung deketin badannya ke Jungwoo. Dipeluk lah pinggang Jungwoo sama Lucas abis itu dia ciumin leher pacarnya itu. Jungwoo kaget, dia langsung balik badannya dia biar membelakangi Lucas. Posisinya sekarang Jungwoo hadap ke kiri dengan kakinya yang di lurusin, karna ga enak kan kalo kakinya ga ikut sesuai arah badan kita. Untung aja ini bangku taman lumayan panjang, jadi bisa nampung kaki Jungwoo. Sebenernya salah kalo Jungwoo ngelakuin ini, otak kotornya Lucas makin bekerja kalo gini caranya.

Lucas masih tetep ciumin tengkuk pacarnya. Tangannya mulai gerak buat meluk Jungwoo dari belakang. Abis itu tangannya yang nakal ini mulai ngelus badan Jungwoo dari dalam baju. Niatnya ngelus gini sih biar si Jungwoo tegang gitu. Tangannya ngelus perut Jungwoo yang sama kotaknya kayak punya dia dan ga lama tangan Lucas makin naik ke atas dan sampailah tangan itu di dadanya Jungwoo. Lucas bisa ngerasain kalo putingnya Jungwoo udah keras dan dia berbisik di kuping Jungwoo

“Yang, aku mainin ya? Puting kamu udah keras banget ini minta aku mainin”

Jungwoo ngebales dengan gelengan dan berusaha ngeluarin tangan Lucas dari dalam bajunya. Karna kekuatan Jungwoo jauh di bawah Lucas, jadi Jungwoo ga berhasil buat bikin tangan itu keluar dari bajunya. Dia cuma bisa pasrah (sekaligus nikmat sih sebenernya).

Keterbatasan ruang bikin Lucas jadi ga leluasa buat mainin putingnya Jungwoo. Jadi Lucas cuma gunain jempol dan telunjuknya untuk berputar di area puting Jungwoo.

Jungwoo semakin lama makin membusungkan dadanya. Terlalu nikmat mungkin tangannya Lucas. Tapi Jungwoo tetep berusaha tenang dan ga ngeluarin desahan biar livenya berjalan lancar sampe akhir.

Ngeliat Jungwoo yang mulai gelisah dan membusungkan dadanya, Lucas berhenti mainin putingnya Jungwoo. Dia pindah ke depan Jungwoo sambil bilang

“Aku isep boleh ga?” ucap Lucas tanpa suara

Jungwoo cuma geleng kepala sambil nyimpulin kedua tangannya di dadanya. Bahaya Lucas tuh.

“Tapi aku mau isep pleaseeee” ucap Lucas dengan segala bujuk rayuannya.

“Engga. Ini di tempat umum. Nanti ketauan kamu dan aku siapa”

“Ga bakal kok janji. Lagian ini kan udah malem sayang, sepi”

Jungwoo cuma gelengin kepalanya dan balik fokus ke livenya. Lucas kesel, masa dia ga dapet mainan yang dia pengen. Kan dia tuh pengen ngisepin putingnya Jungwoo yang udah tegang banget. Pasti enak banget apalagi ngelakuinnya di tempat terbuka kayak gini kan adem.

Lucas langsung ngedorong badannya Jungwoo biar tiduran di bangku yang mereka dudukin sekarang. Jungwoo otomatis kaget, untung dia bukan tipe orang kayak emak-emak yang kalo dikagetin latahnya kon—piiippppppp.

Lucas ngebuka masker yang dia pake dan mulai niban badan Jungwoo. Dia ciumin leher Jungwoo lagi sambil bikin karya di leher yang seputih susu itu. Tangan Lucas mulai naikin baju Jungwoo dan makin lama bibirnya si Lucas makin turun sampe ke dada Jungwoo. Lucas mulai cium, jilat dan hisap puting milik Jungwoo. Tangannya ga kalah agresif dari bibirnya, udah mulai mainin putingnya Jungwoo mulai dari gesek-gesekin tangannya sampe ngeremes dadanya Jungwoo.

Sedangkan Jungwoo nya yang lagi live makin ga fokus jawab pertanyaan yang muncul di komentar. Untung ini live cuma suara, jadi para fans ga tau kalo dibalik live ini si Lucas lagi berbuat delapan belas plus plus ke Jungwoo. Selama live Jungwoo berusaha buat ga ngedesah karna perlakuan Lucas. Susah banget coy nahannya, mana ini si Lucas maininnya kacau. Udah gitu ini mainnya di tempat umum, yang bener aja?

Mata Jungwoo ga sengaja liat pertanyaan fans tentang Lucas. Akhirnya Jungwoo ambil kesempatan itu. Jungwoo mulai jawabin pertanyaan yang ada Lucasnya. Ngeliat hal itu para fans justru makin gencar buat nanyain tentang Lucas ke Jungwoo. Maklum, pada kangen sama Luwoo couple karna udah lama LDRan kan. Jungwoo manfaatin kesempatan itu buat ngedesah sedikit. Contohnya kayak gini.

https://twitter.com/luwoo_record/status/1394677161273958400?s=19

Udah dengerin videonya? Ya kurang lebih gitu lah cara Jungwoo ambil kesempatan. Saat dia bilang 'Lucas', disitu sebenernya dia curi kesempatan buat desahin nama Lucas. Dengan begitu Jungwoo agak sedikit lega bisa ngeluarin desahannya yang tertahan karna live itu. Fans mana tau kan pas dia ngomongin Lucas itu aslinya dia lagi ngedesah. Cuma Tuhan, Jungwoo dan Lucas yang tau.

Karna Jungwoo udah ga tahan banget dan fokusnya makin lama beneran makin ilang, akhirnya Jungwoo mutusin buat akhirin live itu. Dia juga takut kalo si Lucas makin brutal tangannya, nanti mereka malah mantap-mantap di sungai Han. Kalo bener kejadian tamatlah riwayat mereka berdua. Setelah selesai matiin live, dia malah ngomel-ngomel ke Lucas.

“Kamu shhh ngapain sih cas mmhhhh udah please ahh udah Lucashhh” ucap Jungwoo ke Lucas yang masih sibuk ngelakuin kegiatannya.

“Lucas kita lagi ada di luar ruangan nghhh jangan macem-macem” lanjutnya sambil ngedorong muka Lucas biar menjauh dari dia.

“Hehehehe maaf sayang” ucap Lucas selesai ngelakuin kegiatannya dan ngacak-ngacak rambut Jungwoo.

Lucas nurunin baju Jungwoo dan bantu pacar manisnya itu buat duduk.

“Ha he ha he. Maksudnya apa aku lagi live gitu kamu malah berbuat mesum”

“Iseng aja yang hehehehehe”

“Jangan cengengesan! Tau ga kamu bikin aku susah! Aku tuh lagi live, kamu malah aneh-aneh! Kalo tadi aku beneran kelepasan gimana? Mau jadi headline dimana-mana hah?”

“Udah gitu sekarang kita lagi di ruang terbuka Lucas. Kalo ada yang ngenalin kamu gimana? Kamu kan tadi ngelepas masker” lanjutnya.

“Ga bakal ada yang liat sayang, kan ini udah malem” ucap Lucas

“Mau malem juga tetep aja ga boleh. Gimana kalo tiba-tiba ada yang lewat? Gimana kalo ternyata di sekitar sini ada sasaeng? Ntar jadi heboh atau bisa aja mereka videoin trus dijual mahal sama mereka atau di sekitar sini ada staff dispatch, abis itu nanti ada berita kalo 'Lucas dan Jungwoo NCT making out di sungai Han' trus ada videonya kamu ngelakuin itu tadi. Aduh ga banget Lucassss!!!” Jungwoo mulai ngoceh.

“Kamu mikirnya berlebihan sayang”

“Bukan berlebihan tapi antisipasi takut nama kita tercemar cuma masalah kayak gini. Trus kalo beneran kejadian kamu mau nanti diceramahin manager sama staff SM? Trus nanti kalo kita ga bisa ketemu lagi gimana? Kan aku ga mau sampe itu terjadi☹️

“Yaampun sayang maaf maaf. Ampun yaa maafin aku, jadi overthinking gini kamunya. Maafin aku yaaa” ucap Lucas dengan muka sedih dan ngebawa Jungwoo ke pelukannya tapi ditolak sama Jungwoo.

“Ga ada maaf ah males aku. Kamu seenaknya lagian”

“Tapi enak kan?”

“Diem jangan ngomongin gituan ih” kali ini Jungwoo ngomong sambil mukul Lucas.

Patut diakui sama Jungwoo kalo dia emang nikmatin permainannya Lucas. Siapa coba yang ga bakal nikmatin kalo lagi digituin? Tapi dia ga mau ngakuin itu karna udah keburu kesel duluan sama Lucas, walau kenyataannya tadi dia emang mendesah.

“Yang ih ampuuunnnn. Maafin aku sayanggggg” rengek Lucas ke Jungwoo

“Ga mau!”

“Yang kan tadinya kita kesini buat pacaran, mau romantis-romantisan, peluk-pelukan”

“Engga Lucas!”

“Kamu mau aku beliin apa? Ayo sebut nanti aku beliin. Tapi kamu harus maafin aku”

“Oke aku mikir dulu”

“Jangan kelamaan mikirnya yang”

“Iya bawel. Nih catet. Aku mau ramyeon, tteokbokki, pizza, chicken, burger, french fries, ice cream, cotton candy dan yang terakhir cola yang banyak. Buat chicken kita cari sekitar sini, sisanya nanti pesenin buat di dorm” ucap Jungwoo secepat kilat kayak lagi ngerapp.

“Banyak banget itu sayang”

“Mau dimaafin ga?”

“Ya mau lah yang. Yaudah iya aku pesenin dulu yang selain chicken dari restoran-restoran kesukaan kamu”

“Sip oke kalo gitu”

“Tapi yang…”

“Apa?”

“Kalo aku pesenin nanti pas pulang cuddle ya?”

“Iyaaaaaa”

“Uhm… Sama ngelakuin yang tadi lagi boleh ya? Soalnya itu kamu gemes banget, sekalian ehem juga gitu yang. Burung aku udah kangen sama rumahnya nihhhhh”

“Ngelunjak?” tanya Jungwoo

“Kamu kan punya, mainin aja punya kamu sendiri. Dan juga kalo burung kamu kangen sama rumahnya, ya cari aja rumah mainan dulu buat pengganti rumah burung kamu” lanjut Jungwoo ngomong dengan tatapan tajam ke Lucas.

“Iya engga jadi. Bercanda doang tadi” ucap Lucas dengan nada sedih. Tadinya dia berharap Jungwoo nge-iya-in apa yang dia minta tadi.

“Tapi yang walaupun aku punya tapi aku maunya punya kamu. Gemesan punya kamu yanggggg. Burung aku juga ga mau rumah mainan, maunya kamu yanggggg” lanjut Lucas dengan nada merengek.

“Ini jadi mau dimaafin ga?”

“Mau ☹️

“Yaudah cepet pesen yang tadi, trus aku maafin. Abis itu kita makan chicken di sekitar sini, trus pulang, trus cuddle. Se. Le. Sai.” Jungwoo nekenin kata 'selesai' biar Lucas ga minta lebih kayak tadi.

“Iya oke aku pesen nih”

“Oh iya satu lagi sayang~” ucap Jungwoo

Jungwoo makin deketin dirinya ke Lucas, tangannya mulai megang bagian selatan Lucas, trus dielus dan diremes sama Jungwoo.

“Tadi katanya ga mau, trus sekarang malah begini?” tanya Lucas heran.

Jungwoo ga menjawab pertanyaan Lucas. Setelah itu Jungwoo berdiri buat duduk di pangkuan Lucas, badannya dipeluk dari belakang sama Lucas. Trus Jungwoo mulai gerakin badannya ga tentu arah. Posisi Jungwoo yang lagi duduk sambil bergerak ini tentunya ngerangsang sesuatu yang ada dibawah sana. Pas ngerasa punya Lucas udah tegang, Jungwoo pergi ninggalin Lucas.

“Ya! Kim Jungwoo mau kemana” ucap Lucas frustasi karna sekarang celananya yang menggembung.

“MAKAN CHICKEN!”

“Tanggung jawab dulu ini punyaku jadi bangun. Tidurin dulu sayang”

Jungwoo yang udah mulai jauh itu ngebuka maskernya, dia nyilangin tangan dan gelengin kepalanya sambil senyum menyeringai.

“GA MAU! SIAPA SURUH KAMU KAYAK TADI! SEKARANG KAMU RASAIN BALESANNYA!” ucap Jungwoo.

Lucas pusing ga karuan. Sekarang celananya dia bener-bener keliatan gede banget. Ga lucu kan kalo dia kemana-mana dengan kondisi kayak gini. Badannya Lucas kan gede, ototnya dimana-mana, belum lagi sekarang pakaian dia serba hitam polos ditambah masker hitam. Ntar kalo dia ketemu orang di sekitar sini dan malah mikir dia om-om pedo ngacengan yang lagi nyari mangsa gimana?

“SAYANG TANGGUNG JAWAB” ucap Lucas mulai ngejar Jungwoo.

“ENGGAAAAA. JANGAN KEJAR AKU!!!!” ucap Jungwoo yang juga lari karna ngehindarin Lucas.

.

Fin.


BXB NSFW 🔞 Top!Lucas Bot!Jungwoo Bahasa baku Porn vid 🔞 Liat video yang ada di linknya aja, jangan discroll akunnya 😠


“Ah sial kena omel mulu. Kapan gue ga kena omel sama si orang tua itu” Lucas sibuk berbicara dengan dirinya sendiri sembari melemparkan apapun yang ada di depan matanya sembarang arah.

Tak lama kemudian Lucas mendengar langkah kaki dari tangga. Suara itu semakin lama semakin mendekat, apa mungkin ada orang lain yang suka meluapkan emosinya di rooftop ini? Yang ia tau, rooftop ini sepi pengunjung karna para karyawan lebih memilih untuk menghabiskan waktu di cafetaria dibanding rooftop.

Orang itu sampai di tempat yang sama dengan Lucas. Mereka berpandangan, betapa terkejutnya mereka berdua ketika melihat ada orang lain yang datang ke rooftop.

“Oh, sorry gue kira ga ada orang disini. Permisi” ucap lelaki manis itu dan berbalik arah menuruni anak tangga.

“Eh sebentar, sini duduk” Lucas mencegah kepergian lelaki manis itu

“Lo ada keperluan apa kesini?” Lanjutnya

Lelaki manis itupun kembali ke tempat semula. Ia bahkan kini menghampiri orang yang berbicara padanya dan duduk di sampingnya.

“Biasanya kalo gue stress masalah kerjaan, gue selalu kesini”

“Gue kira cuma gue yang suka kesini. Nama gue Lucas, lo?” Lucas mengulurkan tangannya

“Gue Jungwoo”

“Lo suka ngerokok ga?”

“Suka. Hal yang bisa ngilangin stress gue ya cuma ngerokok”

“Ga nyangka gue”

“Kenapa?”

“Ya ga nyangka aja. Cowok semanis lo ternyata ngerokok”

“Ga ada hubungannya Lucas”

“Hahahaha iya iya. Mau rokok?” Lucas menawarkan kotak rokok pada Jungwoo

“Ga usah, makasih. Gue punya kok”

“Oh oke kalo gitu”

Begitulah kiranya pertemuan singkat mereka. Setiap hari mereka menghabiskan waktu di rooftop untuk berbagi cerita dan keluh kesah selama mereka bekerja di perusahaan itu.

Hari berganti bulan, dua insan yang dipertemukannm secara tidak sengaja ini semakin dekat. Bahkan kedekatan mereka dianggap lain oleh teman sekantor mereka, padahal mereka hanya sebatas 'temen nyebat' kalo kata mereka berdua. Hanya ada mereka berdua setiap harinya. Meski rooftop itu dibuat cantik untuk para karyawan melepas penat, namun hanya ada mereka berdua sebagai pengunjung setia.

“Ju, lo suka banget ngerokok ya? Gue liat selama ini kayaknya lo lebih jago dari gue. Lo bisa ngabisin batang rokok lebih dari gue”

“Iya jelas lah gue suka banget. Dari awal kan gue udah bilang ke lo, cuma ini yang bisa ngilangin stress gue”

“Lo tau ga Ju? Ada rokok yang lebih enak dari seluruh merk rokok yang ada di dunia ini. Paling enak di dunia kalo kata gue sih”

“Rokok apaan?”

“Ada deh. Lo mau coba? Besok gue bawain rokoknya”

“Oke. Awas ya sampe lo lupa”

Keesokan harinya Lucas benar membawa rokok yang katanya adalah 'rokok yang paling enak sedunia'

“Mana rokoknya?” tanya Jungwoo

“Sebentar sabar. Lo pake ini dulu”

“Eh? Kenapa harus?”

“Udah pake aja”

Lucas memakaikan kain yang dia bawa untuk menutupi mata Jungwoo. Ia menurunkan celananya secara diam-diam dan mengeluarkan kejantanannya lalu memasukkannya ke dalam mulut Jungwoo.

“Ju, buka mulut lo yang lebar”

“Oke. Aaaa hmphhh—”

Lucas memaju mundurkan pinggulnya dengan lambat. Dia menikmati setiap detik penisnya yang dimanjakan oleh mulut hangat Jungwoo. Sang lawan main disana hanya terus menuruti apa yang Lucas bilang, terus menghisap kejantanan milik Lucas. Lucas berusaha menahan desahannya karna ia takut dicurigai oleh Jungwoo.

Ketika pelampiasannya terasa semakin dekat, Lucas mengeluarkan kejantananya dari mulut Jungwoo dan mengocoknya secara mandiri hingga ia mencapai pelepasannya. Apa yang tiba-tiba dilakukan Lucas tentu membuat Jungwoo kaget dan kebingungan, kenapa rokoknya mendadak hilang dari mulutnya?

“Lucas?”

“I— iya?”

“Kok rokoknya ditarik?”

“Ah… Itu hmmm rokoknya simpen buat besok ya Ju”

“Gitu ya? Oke. Ini penutup matanya udah boleh dibuka?”

“Sebentar Ju, biar gue yang buka penutup matanya”

Lucas masih terasa seperti di surga, ia tak bisa membuka penutup mata Jungwoo begitu saja. Dia butuh waktu sampai ia rasa semuanya kembali normal.

“Gue buka ya Ju penutup matanya”

“Iya iya buka cepet”

“Gimana menurut lo Ju? Enak ga rokoknya?” tanya Lucas.

“Hmmmmm gimana yaaa…” Jungwoo bingung dengan apa yang harus dia katakan.

“Enak sih kenyel-kenyel gitu. Tapi rokoknya emang segede itu?” Lanjutnya.

“Oh iya dong. Rokoknya emang segede itu. Rokok ukuran jumbo”

“Cara ngisep rokoknya juga kok beda sih dari rokok biasanya? Harus keluar masuk dari mulut terus, bukan di isep trus buang asepnya” Jungwoo masih memikirkan tentang rokok ini yang sangat berbeda dengan rokok pada umumnya.

“Kayak yang gue bilang Ju, ini tuh rokok paling enak di dunia. Jadi rokok ini tuh beda banget. Mulai dari ukuran sama cara ngisepnya. Bahkan sebenernya ni rokok tuh bisa ngeluarin susu”

“Yang bener lo? Masa rokok ngeluarin susu? Ngaco deh lo, halu ya” ucap Jungwoo tak percaya dengan apa yang Lucas bilang.

“Serius Ju bisa keluar susu. Kapan-kapan kalo udah waktunya gue bawain yang bisa ngeluarin susu”

Rokok kesukaan Jungwoo kini sudah berubah. Dia tetap membawa merk rokok kesukaannya itu, namun karna Lucas selalu menawarkan rokok yang lebih enak itu jadi Jungwoo lebih memilih 'rokok kenyal' tersebut. Lelaki manis itu menjadi ketagihan dengan rokok yang selalu Lucas beri padanya. Meski setiap ia menikmati rokok tersebut harus dengan mata tertutup, tapi ia tetap menikmatinya.

Sesuai dengan kata Lucas 'kapan-kapan ia akan membawakan rokok yang bisa keluar susu', kali ini Lucas berkata pada Jungwoo kalau ia membawa rokok tersebut. Seperti biasa Lucas menutup mata Jungwoo terlebih dahulu baru memberikan rokok tersebut kepada Jungwoo. Kali ini, Lucas melepaskan cairan nikmatnya itu ke dalam mulut Jungwoo meski lelaki manis itu sendiri tak mampu menelan cairan tersebut karna terasa aneh.

Beberapa bulan berlalu, Lucas berniat jujur kepada Jungwoo. Ia semakin merasa bersalah karna memanfaatkan kepolosan Jungwoo untuk kenikmatan dirinya sendiri. Lucas harus siap jika setelah ini Jungwoo akan menjauhinya karna telah melecehkan dirinya.

Siang itu Lucas sudah memantapkan dirinya untuk jujur pada Jungwoo. Ia sudah berkata pada melalui chat bahwa ia akan memberi tahu Jungwoo rokok yang selama ini ia berikan. Jungwoo tentu saja sangat bersemangat ketika akan mengetahui rokok baru kesukaannya itu.

“Mana rokoknya Cas? Kok tangan lo kosong?” Jungwoo kebingungan karna Lucas terlihat tak membawa apapun.

“Sebelumnya gue mau minta maaf Ju…”

“Kenapa? Emang lo salah apa sama gue?”

“Rokok yang selama ini gue bawa itu… Ini” ucap Lucas sembari menunjuk celananya.

“Maksudnya?” Jungwoo tak mengerti apa yang Lucas bicarakan.

“Di dalem celana ini, Ju” kali ini Lucas berkata sembari memegang kejantanannya yang masih terbalut celana.

“Oh……” Jungwoo kebingungan harus bereaksi seperti apa.

“Boleh gue liat?” Lanjutnya.

“Hah? A— Apanya yang mau lo liat?” Lucas tak percaya apa yang Jungwoo ucapkan.

“Itu… Mau liat punya lo, boleh?”

“Buat mastiin aja sih sebenernya, takut lo bohong sama gue” lanjutnya.

Meski kaget dengan apa yang Jungwoo katakan, Lucas tetap melakukan apa yang Jungwoo minta. Ia menurunkan celananya dan kejantanannya itu sudah nampak tegak sempurna. Jungwoo segera meraihnya dan mengulum kejantanan Lucas seperti apa yang biasa ia lakukan. Kali ini bukan hanya mulut Jungwoo yang bekerja, namun kedua tangannya ikut bekerja memanjakan milik Lucas. Lucas yang biasanya menahan desahannya kini terlihat lebih leluasa. Ia terlihat sangat menikmati apa yang Jungwoo lakukan padanya. Ia tak menyangka kalau ternyata lelaki manis dihadapannya ini sangat pandai memainkan miliknya sampai ia mencapai puncak kenikmatannya.

“Gimana Cas, enak?”

“E— enak Ju… Enak banget serius”

“Gue punya sesuatu yang lebih enak Cas, mau?”

Tanpa mendapat jawaban dari Lucas, Jungwoo langsung melepaskan dasi milik Lucas dan menutup mata Lucas dengan dasi tersebut. Jungwoo menuntun Lucas untuk duduk di salah satu couch yang ada di rooftoop. Jungwoo membuka celananya dan mulai mengocok penisnya untuk mendapatkan cairan precum sebagai pelumas alami. Kemudian ia mengoleskan cairan itu kedua jarinya dan mulai memainkan lubangnya sendiri dengan dua jarinya. Setelah dirasa lubangnya telah mendapat stimulus yang cukup, ia mulai memasukkan kejantanan Lucas ke dalam lubangnya. Hal tersebut tentunya membuat Lucas yang sedang memakai penutup mata terkejut.

“Jungwoo lo ngapain?”

“Rileks Lucas, nikmatin aja okay”

Lelaki manis itu mulai menggerakkan badannya naik dan turun dengan tempo lambat sembari mencari titik kenikmatannya. Tangannya membelai lembut kemeja yang Lucas kenakan dan mulai melepaskan kancing-kancing yang ada. Si manis mulai meraba perut kotak-kotak Lucas, naik ke dada dan sampai di nipple milik Lucas, memilin dan mencubit benda kecoklatan tersebut.

“AHHH!!! Jungwoo shh stop jangan dimainin nghhh”

“Nikmatin— aja— Cas euunnggghhh”

Merasa pelepasannya segera datang, Jungwoo semakin mempercepat gerakannya dan membuat keduanya mendesah hebat.

“Ah ahh nghh ahh Lucashh tanganmuhh” pinta Jungwoo

Lucas memberikan tangannya seperti yang Jungwoo pinta. Jungwoo menuntun tangan tersebut untuk memanjakan penisnya. Seolah mengerti dengan apa yang Jungwoo inginkan, ia mengocok penis itu dengan tempo cepat sampai lelaki manis tersebut mencapai pelepasannya.

(Anggap aja ini mereka di rooftop) https://twitter.com/kboynsfw/status/1050517413983346688?s=19

Setelah lelaki manis itu mendapatkan pelepasannya, ia membuka penutup mata yang sedari tadi menutup penglihatan Lucas.

“Jungwoo…”

“Hm?”

“Gue belum sampe. Sekarang gantian gue oke”

Tanpa persetujuan dari sang lawan bicara, Lucas menggerakkan pinggulnya. Dalam sekali hentakan, ia berhasil menemukan sweet spot milik Jungwoo dan membuat Jungwoo menggelinjang hebat hingga terjatuh dalam pelukannya.

“Akhhhh! Iya engghh disitu Cas akhh!”

“Disini?”

“Iya mhhh disitu eengghh Lucashh!”

Lucas semakin menghentakkan pinggulnya dengan tempo cepat dan membuat Jungwoo mendesah keras dalam pelukannya. Karena sweet spotnya yang selalu ditumbuk sempurna oleh Lucas, membuat Jungwoo makin mengetatkan lubangnya. Kejantanan Lucas semakin merasa terjepit di lubang hangat tersebut. Jepitan itu memberikan respon pada tubuh Lucas dan membuat ia segera mendapat puncak kenikmatannya.

“Jungwoo I'm close arghhh”

Mendengar itu Jungwoo memijat penisnya sendiri agar mencapai puncak kenikmatannya juga. Tiga tumbukan pelan terakhir membuat dua insan ini berada di awang-awang, keduanya berhasil mendapat pelepasannya. Selesai 'bermain', keduanya membersihkan diri menggunakan sapu tangan milik Lucas.

Kini, kebiasaan mereka berdua telah berubah. Bukan hanya menghisap rokok, tapi kini melakukan adegan intim setiap harinya di rooftop. Tidak ada hubungan khsusus diantara mereka, hanya titel 'temen nyebat' berubah menjadi 'temen ngesex'. Perbuatan mereka berdua ini tidak diketahui oleh siapapun. Sampai suatu hari, security kantor mengira di rooftop ada hantu karna ia selalu mendengar jeritan dari rooftop. Pada akhirnya perbuatan mereka berdua diketahui oleh kantor setelah security kantor mereka yang bernama Yuta melaporkan Lucas dan Jungwoo telah melakukan hubungan intim di rooftop. Hal ini membuat dua orang yang dimabuk gairah ini tidak bisa melanjutkan kegiatan panas mereka karna kini rooftop dalam pengawasan 24 jam.

Dengan ditutupnya rooftop tentu tak jadi penghalang bagi mereka berdua, karna pada akhirnya mereka dapat menemukan tempat baru untuk bercinta, yaitu tangga darurat.

Fin.


BXB NSFW 🔞 Top!Lucas Bot!Jungwoo Harsh words Bahasa gado-gado ga jelas, campuran baku non baku Ada link haram. Liat video yang ada di linknya aja, jangan discroll akunnya 😠

Yang masih dibawah umur please balik, belum waktunya kalian baca yang kayak gini ☹️

Kalo udah legal baru kesini lagi buat baca, oke? 😉


Apart

Lucas baru aja sampe di dorm 127. Dia langsung ke lantai 10, tempat pujaan hatinya. Sampe di lantai 10 dia langsung masuk ke tempat tinggal 127 itu. Maklum, sebagai pacar dia tau password dorm pacarnya. Setelah itu Lucas langsung ngetuk pintu kamar Jungwoo.

Toktoktok

“Sayang?”

“Woo itu suara Lucas?” Jaehyun kebingungan karna tiba-tiba ada suara Lucas masuk ke kupingnya

“Haih jangan dibuka je biarin aja”

“Aku denger loh yang”

“Pulang sana ih ga mau ah kamu mesum”

“Yang aku udah susah payah kesini loh”

“Susah payah apaan anjir lo ye mau berbuat yang engga-engga aja sok susah payah”

Jungwoo kalo mode galak ya gini. Yang tadinya soft aku kamu dan sayang-sayangan jadi lo gue. Lagian tadi Jungwoo ga ngebolehin Lucas buat dateng ke dorm 127, apalagi ada Jaehyun di kamar kayak yang Jungwoo bilang tadi. Tapi si Lucas tetep aja kekeh buat dateng ke dorm 127, ya kesel lah si Jungwoo.

“Oh Lucas dateng mau minta jatah woo?”

“Iya bang gue mau minta jatah nih ke Jungwoo. Bukain dong bang”

“Jangan dibukain je”

“Pacar lo mau minta jatah masa ga dikasih? Kasian loh woo”

“Lo aja ga tau dia mainnya barbar anjir sakit pantat gue”

“Yaaa namanya juga cowok...”

“Gue juga cowok kalo lo lupa”

“Ya maksud gue Lucas kan pihak atas... Jadi ya... Tugas dia... Masukin punya dia... Ya kan?”

“Je udah ih diem aja, gue males”

“Yaudah iya”

Setelah itu cuma ada hening diantara mereka. Jaehyun balik baca buku, Jungwoo balik mainin gamenya. Ga ada perbincangan apapun lagi diantara mereka berdua.

Jaehyun yang lagi baca buku juga ga fokus. Dia ngerasa kasian sama Lucas karna ga dikasih jatah sama Jungwoo. Dia ngebayangin kalo dirinya ada di posisi Lucas. Mana tahan dia kalo ga dapet jatah dari Taeyong? Pasti rasanya ga enak kalo ditolak minta jatah sama pacar. Akhirnya Jaehyun inisiatif buat ngechat Lucas. Mau bantuin Lucas gitu deh biar dapet jatah dari pacarnya.

Chat

Abis baca chat dari Jaehyun, Lucas nurut aja buat nunggu di depan. Sebenernya dia gabut, tapi apapun dia lakuin buat Jungwoo. Sayang kan udah jauh-jauh dateng ke dorm 127 tapi pulang ga numpahin cairan putih ke kasur pacarnya dulu, ya kan?

Sejam berlalu tapi ga ada tanda-tanda kalo Jungwoo ngantuk. Hebat juga matanya Jungwoo tahan 1 jam cuma liatin layar game. Akhirnya Jaehyun punya rencana pura-pura tidur. Siapa tau dengan dia pura-pura tidur nanti Jungwoo ngantuk sendiri karna kamar makin sepi ga ada suara.

“Woo gue tidur dulu ya. Kalo lo berubah pikiran mau main sama Lucas silahkan, gue ga bakal denger”

“Iya tidur aja”

Bener apa yang Jaehyun pikirin. Kurang lebih 15 menit dia pura-pura tidur, Jungwoo jadi ngantuk. Jaehyun nahan-nahan biar dia ga beneran ketiduran, karna sebenernya dia juga ngantuk gara-gara dia tidur boongan.

Jungwoo nutup hordeng kamarnya biar kamarnya gelap dan tidurnya nyenyak. Beberapa menit setelah Jaehyun merasa Jungwoo udah tidur nyenyak, dia ngechat Lucas nyuruh Lucas nutup hordeng depan biar ga ada cahaya yang masuk pas Jaehyun nanti buka pintu. Soalnya Jungwoo terlalu peka sama cahaya kalo lagi tidur, bisa-bisa dia langsung bangun kalo kena cahaya walau cuma sedikit. Tapi ga ada jawaban sama sekali dari Lucas. Yaudah mau ga mau Jaehyun keluar tanpa nunggu balesan Lucas, takut kelamaan.

Jaehyun buka kunci pintu kamarnya pelan-pelan. Setelah keluar dia nutup pintunya sedikit biar ga terlalu ganggu Jungwoo yang lagi tidur. Diluar dia malah nemuin Lucas yang lagi tidur di sofa. Ngantuk juga si Lucas nungguin Jungwoo buat enaena aja sampe sejam lebih. Jaehyun bangunin Lucas tapi bisik-bisik tetangga sambil nepuk badannya lucas biar bangun.

“Heh bangun lo”

“Apa sih gue ngantuk ah”

“Pelan-pelan ngomongnya bego ntar Jungwoo bangun”

“Hah ngapain Jungwoo disini”

“Ngaco lo Jungwoo kan tinggal disini. Ya wajar lah ada disini”

“Jungwoo tinggalnya di dorm 127 bukan disini”

“Lo ngelindur ya cas? Bangun dulu woi” kali ini Jaehyun banguninnya sambil cipratin air ke Lucas.

“Aduh siapa nih yang nyiram gue” Lucas kaget langsung posisiin dirinya duduk di kursi.

“Stttttt jangan berisik. Kumpulin dulu nyawa lo”

“Aduh iya bentar bang. Abisnya lo lama banget sampe ketiduran kan tuh gue”

“Pacar lo tuh ngegame mulu. Mana bisa gue bukain pintu kalo dia ga tidur”

“Sekarang anaknya tidur?”

“Iya tuh didalem. Tidur berdua sana”

“Yoi makasih banyak bang”

“Sama-sama. Main yang alus, jangan bar-bar. Kasian adek gue tuh”

“Iya gue main alus deh. Trus lo mau kemana?”

“Mau ke lantai 5 ndusel sama Taeyong. Ya kali gue disini ngedengerin desahan lo berdua”

“Oh oke selamat ndusel bang”

Jaehyun ngelangkahin kakinya pergi dari dorm lantai 10. Setelah keluar nutup pintu, dia balik lagi.

“Cas”

“Kaget, gue kira lo udah turun. Kenapa bang?”

“Jangan berantakin kasur gue oke? Awas aja sampe gue nemu putih putih di kasur gue, gue kurung Jungwoo biar lo ga dapet jatah”

“Astaga serem banget ancemannya. Iya iya ga bakal berantakan dah kasur lo”

“Sip gue turun ya. Gue udah bilang sama yang lain jangan pulang dulu”

“Oke thank you lagi bang”

“Yo sama-sama”

Kali ini Jaehyun beneran udah jauhin dirinya dari dua sejoli yang mau berbuat dosa. Takut dia kalo ada di lantai 10 karna dia sendirian disana kalo pasangan itu udah ga kenal tempat karna perang di kasur. Jaehyun takut ada yg ikut keras gitu denger desahan mereka kan bahaya masa dia jadi member blekping.


Lantai 10 udah kosong, aman buat main. Kayak yang Jaehyun bilang, Lucas masuk ke kamar Jungwoo dan rebahin badannya di kasur Jungwoo. Kebetulan pacarnya yang manis ini tidurnya ngadep tembok, jadi Lucas bisa tidur meluk Jungwoo dari belakang. Ga lupa Lucas narik selimut biar bisa satu selimut berdua sama Jungwoo. Lucas meluk Jungwoo sambil ngusel-ngusel ke leher Jungwoo.

“Sayang…”

Hening. Ga ada jawaban sama sekali dari Jungwoo. Entah ini Jungwoo nya yang kebo atau emang Jungwoo pura-pura ga denger apa yang Lucas bilang.

Karna Jungwoo ga bangun juga, Lucas makin eratin pelukannya. Dia sedikit nurunin badannya, sampe anunya depan-depanan sama pantatnya Jungwoo. Lucas mepetin penisnya yang masih terbalut celana ke pantat Jungwoo, digesek-gesek sama Lucas berharap doi bangun dari tidur cantiknya.

“Sayang bangun dong... Janji deh kali ini mainnya ga bar-bar”

“Yang aku serius ini. Bangun dong ga berasa apa di pantat kamu ada yg nusuk-nusuk dari luar”

“Yang ih akunya jangan dikacangin kenapa sih”

Lucas ngomong sendiri terus. Masih belum ada jawaban dari yang lagi tidur.

“Yang… Lagipula yaaa kalo aku bar-bar sebenernya kamu juga nikmatin kan yang? Buktinya sampe keluar berkali-kali-”

“Ih Lucas kalo ngomong ga difilter banget sih” Jungwoo mukul kepala Lucas

Ga tahan Jungwoo tuh kalo denger Lucas ngomongin masalah ranjangnya mereka. Malu banget walau udah sering ngelakuin.

“Tuh kan aku tau kamu daritadi dengerin aku. Jahat banget sih yang kamu tuh. Tambah aku gesek-gesek nih pantatnya”

“Lucashh jangan digituin ishh”

“Biarin, kamu juga nikmatin kan”

Lucas makin gencar gesekin tonjolan celananya ke pantat Jungwoo yang masih dibalut celana. Merasa kamar makin panas Lucas narik selimut dan buang ke sembarang arah. Tangannya mulai memeras pinggul Jungwoo dan bibirnya mulai bikin tanda di leher Jungwoo.

Jungwoo nya? Jangan ditanya. Udah panas dingin dia nahan nahan biar ga ngelakuin hal yang engga-engga, lagi kesel soalnya. Ini pacarnya malah gesekin penisnya yg udah mengeras sempurna ke pantatnya. Dikira punya Jungwoo ga ikut mengeras apa?

“Cas udah” Jungwoo bangun dari posisi tidurnya.

Lucas yang kaget ikut bangun dari posisi tidurnya.

“Kenapa yang?”

“Aku lagi kesel kamu malah ngajak begituan”

“Kesel kenapa sih? Aku ada salah?”

“Ya… Hmmm… Ga tau. Kesel aja-”

Cup

Belum selesai ngomong mulut Jungwoo udah disumpel pake bibir Lucas.

“Biar kamu ga ngoceh terus”

“Ih aku lagi ngom- hmphh”

Lagi lagi mulut Jungwoo disumpel pake bibir Lucas. Kali ini ga cuma disumpel sekilas tapi lama dan pake lumatan. Karna Jungwoo ga ngasih akses buat jelajahin isi mulut Jungwoo, Lucas gigit bibir bawah Jungwoo buat minta akses. Setelah dapet akses Lucas jelajahin isi mulut Jungwoo. Merasa pasokan udara menipis, Jungwoo nepuk nepuk dada Lucas.

“Aduh sakit yang. Kamu mah belum apa-apa udah mau bdsm?”

“Nafasku mau abis. Kamu mau aku mati pas kita lagi ciuman?”

“Ya jangan, nanti aku berbuat dosanya sama siapa?”

“Sendiri lah”

“Jangan lah yang masa sendiri. Lebih enak kalo ada partner dosa”

“Kamu pulang aja gih sana, aku mau tidur lagi”

“Aku ga mau pulang. Siniin deh tangan kamu. Nih pegang, rasain punyaku udah keras banget ini yang”

“Ohhhh udah keras yaaa? Mau dimanjain?”

Jungwoo ngomong begini sambil ngelus-ngelus gundukan celana Lucas.

“Shhhh yang geli. Jangan dielus terus, keluarin dong”

Jungwoo berhenti ngelakuin kegiatannya. Dia berdiri dari kasur buat nyalain lampu. Ga enak kan main sambil gelap-gelapan, ntar kalo salah masuk bisa gawat.

“Sini berdiri” ucap Jungwoo ke pacarnya.

Lucas nurutin perintah Jungwoo. Dia bangun dari kasur dan berdiri tepat di depan Jungwoo. Sekarang Jungwoo yang mulai permainan, mungkin dia udah lupa sama rasa keselnya tadi. Dia cium bibir Lucas dan menciptakan suara cipakan yang memenuhi seisi ruangan. Tangan Jungwoo dibawah sana udah mulai ngebuka celana Lucas dan ngebebasin yang ada didalamnya. Setelah itu Jungwoo mainin penis Lucas yang udah menegang sempurna.

“Sayang jangan dimainin terushh. Kulum cepet aku udah ga tahan”

“Iya iya sabar ganteng”

Jungwoo menggoda Lucas dengan jilatin ujung penis Lucas lalu dia ngulum penis Lucas.

“Argh! Fuck! Kim Jungwoo mulut kamu enak banget. Ohh fuck fuck fuck!” ucap Lucas jambak rambut Jungwoo dan semakin menekan kepala Jungwoo biar penisnya masuk lebih dalam ke mulut Jungwoo.

Jungwoo berhenti ngulum penis Lucas dan dia mulai ngebuka pakaiannya dan menyisakan dirinya yang telanjang bulat. Sampai saat ini masih Jungwoo yang mimpin permainan. Lucas mah seneng-seneng aja, dia tinggal diem nikmatin permainannya Jungwoo.

Lucas duduk di pinggiran kasur dan Jungwoo duduk di pangkuan Lucas. Dia mulai menjelajah leher Jungwoo lagi, turun ke dada, perut sampe ke penis Jungwoo. Tangan Lucas emang hebat kalo soal manjain penisnya Jungwoo, dalam jangka waktu singkat Lucas bisa bikin Jungwoo ada di titik kenikmatannya.

Jungwoo mulai masukin penis Lucas ke lubangnya secara perlahan sampai penis itu masuk sempurna ke dalam lubangnya. Setelah milik Lucas tertanam sempurna didalam miliknya Jungwoo mulai goyangin badannya secara perlahan. Dia masih berusaha beradaptasi karna tadi ga pake pemanasan apapun buat lubangnya.

Disela kegiatan panas Jungwoo itu Lucas ambil kesempatan buat mainin nipple pink Jungwoo. Bibirnya sibuk menjilat nipple kanan Jungwoo dan tangannya sibuk mainin nipple yang satu lagi. Jungwoo yang lagi goyangin badannya diatas Lucas membusungkan dadanya tanda memberi akses lebih buat Lucas mainin nipplenya.

Merasa pacarnya mulai memelankan goyangannya dan akan mencapai klimaks, Lucas mulai gerakin badannya buat manjain lubang Jungwoo. Kalo Jungwoo lagi 'mengendarai' Lucas emang gini, suka tiba-tiba melanin gerakannya. Untung mereka udah pacaran lama, jadi paham kalo Jungwoo udah mulai melanin gerakannya pas lagi 'ngendarain' Lucas, tandanya Jungwoo udah ga kuat karna mau sampai di pelepasannya. Lucas pun ngambil alih permainan dan numbuk Jungwoo dengan tempo yang ga teratur. Tumbukan Lucas semakin lama semakin cepet dan membuat Jungwoo sampai di pelepasannya lagi.

https://twitter.com/softdomnsfw/status/1137183988987105281?s=19

Ga puas sampai disitu Lucas mindahin badan Jungwoo ke kasur. Dia buka kaki Jungwoo selebar-lebarnya. Lucas langsung masukin penisnya ke dalam lubang Jungwoo dalam sekali hentakan.

“AKHHH!! Lucashh nghhh pelan pelan”

“Kamu terlalu seksi sayang, aku ga tahan”

“Tapi sakit nghh diem dulu jangan gerak”

Lucas nurutin kata Jungwoo. Dia diem dulu trus meluk badan Jungwoo. Dia ciumin leher Jungwoo biar sakitnya ilang jadi nikmat.

“Udah boleh gerak?”

“B-boleh”

Masih dengan posisinya meluk Jungwoo, Lucas mulai gerakin pinggulnya buat numbuk lubang Jungwoo. Lucas sesekali cium bibir Jungwoo lagi biar ngalihin rasa sakitnya. Jungwoo mulai ngalungin tangannya di leher Lucas dan Lucas semakin mempererat pelukannya buat Jungwoo.

Lucas mengubah posisinya, dia memposisikan dirinya tegap di hadapan Jungwoo. Tangan Lucas mainin nipple Jungwoo sambil numbuk lubang Jungwoo dibawah sana dengan tempo yang sangat cepat dan bikin Jungwoo makin mendesah keras dibawahnya.

“Argh! Anghh! Lucas! Lucas! Aku nghh mau keluar ahh”

Entah keberapa kalinya Jungwoo udah sampai di titik kenikmatannya, tapi Lucas belum juga mencapai pelepasannya.

https://twitter.com/softdomnsfw/status/1347733455354933248?s=19

“Balik badan sayang”

Jungwoo menuruti apa yang Lucas bilang. Dia balik badannya dengan posisi membelakangi Lucas. Jungwoo meletakkan badan dan kepalanya diatas kasur karna tangannya udah ga kuat sama sekali buat nopang badannya sendiri. Dia udah terlalu capek, atau mungkin terlalu menikmati?

Penis Lucas mulai menjelajahi lubang Jungwoo lagi. Dia mulai megang pinggul Jungwoo dengan kuat dan mempercepat gerakannya.

“Lucas argh penuh banget” ucap Jungwoo karna merasa penis Lucas mulai membesar di lubangnya.

“Nghh ahh sayang jangan diketatin nghh tambah sempit”

Jungwoo mainin penisnya sesuai dengan tempo gerakan Lucas dibelakang sana. Beberapa tumbukan terakhir berhasil bikin pasangan ini mencapai pelepasannya bersama. Setelahnya, Lucas merebahkan badannya diatas Jungwoo yang masih dengan keadaan tengkurap.

https://twitter.com/softdomnsfw/status/1096236224161943552?s=19

Biasanya, setelah Lucas berhasil dapetin pelepasannya mereka bakal istirahat sebentar lalu mereka bersihin badan atau lanjut ke ronde berikutnya. Buat kali ini Lucas dan Jungwoo tidur setelah pergulatan panjang mereka. Lucas ngebersihin sperma mereka berdua yang ada di tubuh Jungwoo, trus mereka tidur berdua dengan keadaan telanjang dan kamar yang berantakan.


Beberapa jam kemudian Taeil, Yuta, Jaehyun dan Mark balik ke lantai 10. Udah jam 11 malem ini tuh, jadi udah waktunya mereka buat istirahat. Mereka berempat yakin kalo Lucas sama Jungwoo udah selesai lampiasin nafsu mereka. Ya bener apa yang mereka pikirin, Lucas dan Jungwoo emang udah selesai 'main', tapi mereka masih tidur telanjang diatas kasur Jungwoo. Pas buka pintu kamar, Jaehyun syok ngeliat apa yang ada di depan matanya.

“ANJING! APAAN NIH”

“Ada apaan je?” semua jadi berkumpul di depan pintu kamar Jaehyun.

“Astaghfirullah anak muda jaman sekarang abis bersetubuh bukannya bersihin diri malah tidur telanjang sampe anunya kemana-mana” ini Taeil, hobi nasehatin adeknya kalo pada berbuat maksiat.

“Ibeon ottoke ustadnim?” tanya Jaehyun

“Ga tau. Mending bangunin pasangan yang abis berbagi kenikmatan ini. Suruh mandi. Lengket kan pasti abis begituan langsung tidur, mana kamar berantakan” jawab Taeil

“Duh anjir ga ikutan dah gue. Mata gue ternoda liat tititnya Lucas sialan” kalo ini Mark yang ngomong. Ngedumel aja dia tuh kerjaannya.

“Gue juga ke kamar ajalah. Ga guna juga disini” ucap Taeil pergi ngikutin jejak Mark.

“Heh pekok bangun lo dicariin Kun. Jam segini belom balik” ini Yuta, daritadi dia yang ditelfon Kun buat nyari keberadaan Lucas.

“Eh kalian ngapain masuk sini? Gue sama Jungwoo masih telanjang anjir. Eh mata lo berdua dijaga, jangan berani liat punya Jungwoo atau mata lo berdua gue colok” Lucas kaget karna tiba-tiba ada orang lain di kamar itu selain dia dan Jungwoo

“Yeeee goblok berani lo sama gue? Gue udah liat gue punya lo sama Jungwoo barusan. Ga nafsu juga gue sama punya lo. Kalo Jungwoo boleh lah— eh tapi engga dia adek gue” kata Yuta

Jaehyun mendekat ke arah mereka yang lagi ribut bawa bathrobe, satu buat Lucas dan satu lagi buat Jungwoo.

“Woo bangun, mandi” ucap Jaehyun bangunin Jungwoo

Jungwoo bangun dari tidurnya. Dia nerima bathrobe yang dikasih Jaehyun. Abis itu Jungwoo dituntun sama Jaehyun dan Yuta karna keliatannya Jungwoo masih ga sanggup buat jalan. Setelah Jungwoo masuk kamar mandi, Lucas diinterogasi Jaehyun karna dia liat Jungwoo dengan keadaan begitu.

“Bar-bar ya lo?” tanya Jaehyun

“Kaga bang sumpah”

“Pake dulu bathrobenya anjing. Itu titit lo kemana-mana” omel Yuta

“Ya tuhan iya bang”

“Itu Jungwoo sampe susah jalan begitu main berapa lama?”

“Ga tau bang gue ga liat jam”

“Besok 127 ada latihan kalo lo mau tau. Itu kalo Jungwoo sampe besok ga bisa jalan gimana?” ini Yuta sibuk ngoceh

“Ya…. Maaf…. Gue ga tau”

“Pusing gue liat tingkah lo berdua. Sana mandi” perintah Yuta ke Lucas.

Lucas berdiri dan ngelangkahin kakinya ke kamar mandi.

“Eh lo ngapain kesitu?” ucap Jaehyun

“Mau mandi lah bang, emang gue mau ngapain?”

“Siapa yang suruh mandi disitu? Lo mandi di kamar mandi luar. Kalo mandi berdua yang ada Jungwoo diabisin sama lo lagi”

“Yaudah gue mandi diluar. Minjem baju ya bang?”

“Iya gampang ntar gue bawain”

Ini anak lantai 10 emang overprotektif banget ke Jungwoo. Maklum dia uke satu-satunya diantara mereka berlima. Tau ga apa yang bikin mereka kesel? Kayak yang Yuta bilang, 127 besok ada latihan. Mereka para seme udah nahan biar ga nerkam ukenya. Jaehyun yang biasa minta jatah aja jadi cuma ndusel sama Taeyong. Mark yang biasa main kalo lagi kepengen juga nahan diri biar ga main sama Haechan. Taeil juga walaupun keliatan alim begitu tapi dia pernah main sama Doyoung. Walaupun Taeil ga sesering yang lain tapi tetep aja dia ikut nahan diri. Lah Lucas dikasih izin malah bikin Jungwoo sampe susah jalan, kan kesel. Kalo sampe besok si Jungwoo masih susah jalan gimana? Alesan apa yang bakal mereka kasih ke pelatih? Masa harus jujur kalo Jungwoo abis main sama Lucas sampe susah jalan?

Setelah selesai bersih-bersih Lucas masih dibawelin sama para seme lantai 10. Jungwoo? Ga dibawelin lah kan dia kesayangan di lantai 10. Sebenernya dia mau bela pacarnya tapi takut karna seme lantai 10 galak galak— uhm kecuali Taeil sih. Jadinya dia cuma bisa diem sambil nahan tawa liat pacarnya digituin. Biasanya pacarnya galak banget kalo ada yang godain Jungwoo, tapi sekarang dia malah kicep dihadapan bujang lantai 10.

Karna hari udah malem, anak lantai 10 nyuruh Lucas nginep di dorm 127. Ngeri ada sasaeng ntar Lucas malah diculik. Walau lagi kesel tapi kasian kan si Jungwoo kalo pacarnya diculik, ntar kalo dia galau gimana?

Lucas tidurnya dimana? Ya di kamar Jungwoo lah. Dia harus tanggung jawab karna udah bikin Jungwoo susah jalan. Kalo ditanya 'emang ga takut itu si Lucas seranjang sama Jungwoo?'. Jawabannya engga, karna di seberang kasur Jungwoo ada Jaehyun yang siap nabok Lucas kalo dia berani ngajak 'main' Jungwoo lagi.

Fin.

Rindu


Seoul

Mata Lucas terpaku pada suaminya yang sedang duduk di balkon kamar mereka. Jungwoo, diluar sana sedang duduk memandangi langit malam ibukota dengan ditemani teh hangat kesukaannya.

“Sayang?” Lucas memecah keheningan

Tidak ada jawaban.

“Jungwoo sayang kamu ngelamun?”

“Ah engga- uhm- maaf aku ga denger tadi. Kamu butuh sesuatu?”

“Engga. Aku ga butuh apapun”

Hening. Lucas duduk di kursi yang terletak di sisi lain meja. Memandangi pujaan hatinya yang saat ini sedang melamun melihat terangnya lampu ibukota.

“Mama lagi apa ya cas?”

Lucas mengerti arah pembicaraan ini. Memang terkadang Jungwoo teringat dan merindukan sosok ibunya.

“Aku... Kangen mama” ucap Jungwoo dengan suara bergetar dan air mata yang sudah membendung.

Lucas yang mendengar suara Jungwoo mulai bergetar, memindahkan dirinya duduk di samping Jungwoo dan membelai lembut pundak sang suami.

Sekuat apapun Jungwoo berusaha menahan air matanya, pada akhirnya akan jatuh juga. Satu tetes air mata berhasil turun ke pipinya. Jungwoo membenamkan wajahnya di pundak Lucas. Pundak kokoh itu selalu siap menerima Jungwoo dalam keadaan apapun.

Jungwoo merasa sesak. Dadanya terasa sangat sesak. Ia masih berusaha menahan air matanya agar tidak membasahi pundak suaminya.

“Keluarin aja, jangan ditahan. Yang ada nanti kamu yang sakit”

Mendengar itu Jungwoo kembali meneteskan air matanya. Pertahanannya runtuh.

“Kamu kenapa sayang tiba-tiba keinget mama?”

“Aku cuma lagi kangen mama”

“Ada sesuatu yang terjadi hari ini?”

“Tadi aku liat Taeyong hyung sama anak-anaknya, tante Lee dan tante Jung di taman...”

“Oke terus?”

“Mereka keliatan bahagia banget. Tante Jung yang sigap bantu Taeyong hyung kalo si kecil Jeno kenapa-kenapa, tante Lee yang manjain si sulung Minhyung, Taeyong hyung yang senyum bahagia liat kedua anaknya disayang banget sama omanya...”

“Kita juga bahagia kan? Ada aku, kamu, Nana dan Sungchan”

“Kita bahagia, bangetttt. Aku bahagia punya kamu dan anak-anak. Tapi maksud aku bukan di bagian itu....”

“Iya iya aku paham. Udah jangan nangis lagi, kasian nanti anak-anak kaget kok papinya jadi jelek”

“Ihhhh!!! Lucas!!!” Jungwoo menepuk-nepuk pundak Lucas

“Hahahaha bercanda sayang. Kamu sih lagian suka tiba-tiba kayak gini” ucap Lucas sambil menghapus air mata Jungwoo.

“Tapi aku beneran kangen mama cas... Aku kangen setiap malam kita suka jalan-jalan, makan ayam goreng, hmmm...”

“Aku minta mamaku buat terbang kesini nemenin kamu gimana?”

“Eh jangan. Kasian mamamu masa terbang china-korea cuma demi aku”

“Yaa sekalian jenguk anak dan cucunya. Ga demi kamu doang, geer banget”

“Kok lama-lama malah jadi kesel ya...”

“Gapapa mending kamu kesel daripada nangis nangis. Nih ngomong sama mama. Lampiasin kangen kamu ke mamaku”

“Masa aku kangen mamaku tapi lampiasinnya ke mamamu. Beda orang Lucas...”

“Mamaku itu mama kamu juga sayang. Udah cepet ini”

Jungwoo mengambil handphone itu dari tangan Lucas.

“Halo ma”

'Halo anak mama. Jungwoo kenapa sayang?'

“Jungwoo... Kangen mama hiks mama kapan temuin Jungwoo lagi...”

Jwoo

Air mata Jungwoo berhasil turun dengan deras, membasahi pipinya.

'Nanti kalau udah waktunya mama bakal temuin Jungwoo. Sabar ya anak mama'

Saat ini, mama Huang sedang memposisikan dirinya sebagai mama Kim. Semua ini atas permintaan anaknya beberapa menit lalu. Mama Huang mendapat pesan dari Lucas kalau menantu kesayangannya sedang bersedih merindukan sosok ibunya. Mendengar hal itu mama Huang tidak tega dengan menantunya. Rasanya ia ingin berada di samping menantunya itu meski hanya sekedar untuk menghibur.

“Ma, mama tau ga? Ada banyak banget hal yang mama lewati. Sekarang Jungwoo udah dewasa ma. Jungwoo udah menikah sama Lucas. Awalnya Jungwoo sama sekali ga kepikiran buat nikah ma. Jangankan nikah, pacaran aja sama sekali ga ada di pikiran Jungwoo. Jungwoo takut ma, takut bakal ada Jungwoo Jungwoo selanjutnya. Jungwoo ga mau ada orang lain yang ngalamin apa yang Jungwoo alami ma. Eh Jungwoo malah ketemu Lucas. Lucas anak yang baik ma, dia hebat”

Jwooo

Jungwoo bercerita dengan air mata yang masih membanjiri pipinya dan tersenyum ke arah suaminya yang kini juga sedang tersenyum padanya, menahan tangisnya juga. Siapa yang hatinya tidak teriris melihat separuh jiwanya menangis di depan matanya?

“Walau dia lebih muda dari Jungwoo, tapi dia hebat banget ma bisa bikin Jungwoo yang keras ini jadi luluh. Lucas bisa meyakinkan Jungwoo buat buka hati Jungwoo. Lucas juga janji ke Jungwoo kalau Jungwoo akan bahagia dan ga akan pernah terluka selama Jungwoo bersama Lucas. Sampai saat ini Lucas menepati janjinya ma. Jungwoo bahagia hidup bersama Lucas. Bahkan sekarang Jungwoo sama Lucas udah punya anak loh ma, namanya Jaemin dan Sungchan. Mama kapan-kapan kesini ya, temuin cucu mama”

'Iya nak, suatu saat mama kesana buat liat cucu mama- siapa tadi namanya? Jaemin dan Sungchan?'

“Iya ma. Yang sulung namanya Jaemin, si bungsu namanya Sungchan. Oh iya ma, mama jaga kesehatan ya. Dimanapun mama saat ini, Jungwoo selalu minta sama Tuhan biar selalu memberi mama kesehatan. Biar suatu saat mama dan Jungwoo bisa bertemu lagi”

'Jungwoo juga janji sama mama buat selalu jaga kesehatan ya? Jangan pikirin mama terus karena sekarang Jungwoo udah punya tanggung jawab. Jungwoo harus sehat biar bisa rawat suami dan anak-anak Jungwoo'   “Iya ma, Jungwoo usahakan. I love you ma, Jungwoo sayang mama”

'Mama juga sayang kamu nak'

Setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka. Tak ada suara dari sisi Jungwoo ataupun yang ada di seberang sana.

“Ma” Jungwoo kembali memulai pembicaraan mereka

'Iya nak?'

“Makasih ya ma. Makasih udah dengerin Jungwoo, makasih juga mama selalu jadi mama yang baik buat Lucas dan Jungwoo. Jungwoo sayang mama”

'Mama juga sayang kamu Jungwoo. Jaga kesehatan ya sayang, Jaemin dan Sungchan butuh kamu'

“Iya ma, pasti. Ma, Jungwoo matiin ya. Udah larut, mama harus istirahat”

'Iya sayang kamu juga istirahat ya. Bilang ke Lucas, mama nyuruh dia buat hibur kamu biar ga sedih lagi'

“Nanti Jungwoo sampein ke Lucas ma. Malam ma”

“Udah? Mama bilang apa?” Lucas yang mendengar namanya disebut langsung menanyakan pada Jungwoo.

“Mau tau banget? Udah ah aku mau tidur. Nih hpnya”

“Gitu doang? Ini suaminya ditinggal tanpa sepatah kata? Padahal aku udah bikin kamu jadi ga nangis loh yang”

“Terima kasih suamiku sayang. Kamu emang suami terbaik yang ada di bumi ini. I love you” ucap Jungwoo memeluk erat tubuh Lucas mengecup singkat bibirnya.

“Ga boleh dilepas pelukannya. Biar nanti sedihnya makin ilang”

“Aku mau tidur Lucasssss”

“Tidurnya sambil peluk aku lah”

“Yaudah iyaa”

Luwoo

Memang tak banyak orang yang tau. Seorang Kim Jungwoo yang kesehariannya terlihat ceria dan menggemaskan ternyata memiliki sisi lain. Di mata orang lain Jungwoo adalah pribadi yang hangat, suami yang baik dan seorang ayah yang hebat untuk anak-anaknya. Namun siapa sangka dibalik keceriaannya itu Jungwoo memiliki luka. Luka yang dibuat oleh keluarganya sendiri. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ia berlindung dari kejamnya dunia justru menjadi tempat paling kejam yang pernah ia singgahi. Beruntungnya ia bertemu Lucas, satu-satunya orang yang dapat menyembuhkan lukanya. Beruntungnya lagi, ia kini ia memiliki suami dan anak-anak yang sangat mencintai dirinya lebih dari apapun.

Fin. 🌙

NYUSU 🍼


“Sayang” Lucas menghampiri sang suami yang tengah mengistirahatkan tubuhnya di ranjang.

“Hmmm”

“Kamu kok malah tidur? Tadi katanya mau—”

“Sebentar cas aku capek ngurus dua anak kamu itu”

“Sayang... Kalo butuh bantuan buat ngurus anak-anak bilang sama aku, jangan dipendam sendirian” ucap Lucas sembari mengelus rambut suaminya.

“Ga perlu Lucas, aku bisa” Jungwoo membalikkan badannya menghadap sang suami

“Iya aku percaya kamu bisa” Lucas tersenyum

“Sini bayi gede aku” Jungwoo menepuk bantal yang berada di sebelahnya, memberi kode kepada sang suami agar tidur di sampingnya.

Lucas pun membenamkan wajahnya di pelukan Jungwoo.

“Kamu kalo kayak gini lucu cas, beneran kayak bayi gede hahahahaha aku berasa punya 3 anak jadinya”

“Kalo gitu Lucas mau nenen papiiii” Lucas mengangkat wajahnya dan menatap mata suaminya.

“Apa liatin aku?”

Lucas membenarkan posisinya agar kepalanya sejajar dengan sang suami.

“Tadi itu ada yang godain aku pake foto dia yang piyamanya diturunin gitu. Kayak gini” ucap Lucas menurunkan piyama Jungwoo seperti foto yang Jungwoo kirimkan padanya.

Lucas membelai tubuh suaminya yang terekspos dengan lembut. Belaian itu naik sampai ke pipi Jungwoo dan

Cup

Lucas mendaratkan bibirnya ke bibir manis milik Jungwoo. Awalnya hanya kecupan lembut yang tak mendapat balasan dari lawan mainnya, namun Jungwoo semakin lama terbuai oleh permainan Lucas.

“Hmph hahh” Jungwoo memukul dada Lucas karna ia kehabisan oksigen.

Tak puas hanya dengan bibir manis sang suami, Lucas pun menciumi leher jenjang suaminya dan meninggalkan banyak karya indah di tubuh yang seputih susu itu. Tangannya begitu agresif dengan cepat menanggalkan pakaian atas milik Jungwoo dan terlihat nipple milik Jungwoo yang sudah mencuat.

“Udah tegang rupanya hm?”

“Jangan menggodaku, Lucas”

“Aku tidak” ucap Lucas menindih tubuh suaminya.

“Lucas kamu berathh ahh lu- hhh” satu erangan lolos dari mulut Jungwoo. Lucas sangat tau titik sensitif dirinya, mudah bagi Lucas untuk memberi kenikmatan pada Jungwoo.

“Jangan ditahan sayang. Desahkan namaku dengan suara indahmu itu”

Lucas menjilat nipple pink Jungwoo dan tangannya satu lagi memainkan nipple yang lain. Lucas melahap nipple milik Jungwoo seperti seorang bayi yang haus akan susu ibunya. Sedangkan Jungwoo dibawah sana sudah seperti ulat, menggeliat tak karuan atas permainan Lucas pada nipple miliknya.

Jilatan demi jilatan semakin turun ke perut, paha dan penis Jungwoo yang masih terbalut oleh celana tidurnya. Tanpa aba-aba Lucas menurunkan celana milik Jungwoo dan memanjakan penis mungil milik Jungwoo.

“Cashh kamuhh cuma mintahh nenenh hhaaa Lucashhh”

Lucas tak mendengarkan apa yang Jungwoo katakan. Karena yang ia lihat, apa yang Jungwoo katakan berbanding terbalik dengan respon tubuhnya. Suaminya itu terlihat sangat menikmati setiap stimulus yang ia buat.

“L-lucashh aku m-mau cumhh”

Lucas semakin mempercepat gerakan tangannya pada penis mungil suaminya.

“Lu- AHHHHH” nafas Jungwoo terengah setelah berhasil mencapai pelepasannya.

“Menikmatnya tuan puteri?” ucap Lucas menyeringai. Ia sambil membersihkan sperma yang ada di perut Jungwoo.

“Tidak”

“Dasar pembohong” Lucas mencubit penis mungil milik Jungwoo.

“Aw sakit!! Rasakan pembalasanku!!”

Kini Jungwoo tengah menjepit selangkangan Lucas dengan lututnya. Ia mendorong Lucas sampai bersandar pada sandaran kasur dan Jungwoo merangkak naik ke pangkuan Lucas menggesekkan bongkahan pantatnya yang tidak dilapisi sehelai benang.

“Kau memang nakal”

Kedua bibir mereka kembali bertemu. Mengabsen setiap inci yang ada didalamnya. Dibawah sana ada jari yang sudah bergerilya didalam lubang Jungwoo.

“Ahh lucash cukuphh”

“Belum sayang. Ini baru jariku, belum milikku”

“Kalau begitu cepat masukkan milikmu”

“Tidak sabar rupanya hm?”

“Berhenti menggodaku tuan”

“Aku tidak menggodamu cantik”

“Lucas cepaattttt”

“Karena kamu yang berada di atasku, lakukan apa yang ingin kamu mau sayang”

Jungwoo menuruti apa yang Lucas katakan. Ia menanggalkan pakaian Lucas, menyisakan penis Lucas yang sudah menegang sempurna di depan matanya. Jungwoo melumat penis suaminya sampai ia rasa penis itu sudah cukup basah untuk masuk ke dalam lubangnya.

Jungwoo memasukkan penis Lucas secara perlahan. Meski sudah hidup bertahun-tahun bersama Lucas dan sering melakukan hal ini dengannya, lubang Jungwoo selalu harus beradaptasi jika penis besar itu masuk ke dalam sana.

“Haaa lucas sebentar”

“Kenapa sayang?”

“A-akuhh...” Jungwoo membenamkan wajahnya di leher sang suami.

“Boleh aku bergerak sayang?”

“Bergeraklah”

Lucas bergerak menghujam lubang Jungwoo dengan tidak beraturan. Desahan indah yang keluar dari mulut Jungwoo membuat Lucas semakin gencar menghancurkan lubang milik suaminya itu.

“L-lu ahh kauhh m-menyentuhnya”

“Disini sayang?” Mendengar ia telah menyentuh prostat milik Jungwoo, Lucas semakin mempercepat gerakannya.

“Yahh disana ahh Lucas perlahanhh”

“Sayanghh jangan diketatkan ahh sempith sekalihh”

“Pelan pelanhh akuhh keluarrr”

“Sebentar sayang kita keluarkan bersama”

Lucas semakin mempercepat temponya ketika lubang Jungwoo mulai memijat penisnya yang ia rasa semakin membesar di dalam sana. Tiga hentakan terakhir membuat dua sejoli ini mencapai kenikmatannya.

“Terima kasih sayang” ucap Lucas mengecup kening Jungwoo dan membelai rambut Jungwoo yang berantakan karena ulah dirinya.

Lucas ingin membaringkan Jungwoo di sebelahnya namun dilarang oleh sang suami.

“Lucas jangan bergerak. Biarkan seperti ini”

Mereka masih dengan posisi awal. Lucas yang bersender di sandaran kasur dan Jungwoo yang berada diatasnya memeluk Lucas.

“Sayang penisku masih didalam sana. Kau pasti lengket”

“Ku bilang diam lucas. Tolong jangan membantah”

Lucas menuruti apa kata suaminya. Ia membalas pelukan Jungwoo, mengelus rambut dan tubuh suaminya dengan lembut sampai ia terlelap. Mereka berdua berakhir tidur dengan posisi itu sampai matahari terbit.

Fin. 🌙

BABY BREATH

Jung Jaehyun, seorang mahasiswa teknik arsitektur yang dikenal sebagai playboy yang memiliki banyak pacar diseluruh penjuru kampus. Siapa yang tidak kenal Jaehyun? Semuanya dari makhluk kasta tertinggi sampai binatang terkecil seperti semut pun mungkin tau akan sosok Jung Jaehyun.

Jaehyun selalu mendapat cinta dari banyak orang. Jika ia ingin memiliki seseorang, maka akan mendapatkannya. Mudah bagi seorang Jung Jaehyun untuk mendapatkan semuanya. Bagaimana tidak? Ia adalah definisi “sempurna”. Tampan, pintar, kulit seputih susu dan selembut bayi, serta kekayaan yang ia miliki.

Namun semua berubah ketika ia mengenal sosok Kim Jungwoo, lelaki berparas cantik dan manis, membuat Jaehyun jatuh cinta pada Jungwoo.

Perjalanan baru hidup Jaehyun dimulai pada saat ia bertemu Jungwoo ketika sedang melakukan volunteer.

“Hai”sapa Jaehyun

“Kau berbicara padaku?”

“Ya, kau. Aku Jung Jaehyun” ucap Jaehyun mengulurkan tangannya

“Aku tau”

“Bagaimana kau tau?”

“Semua makhluk yang ada di fakultas teknik tau siapa dirimu. Bahkan pohon pun tau”

“Kalau begitu, aku yang belum mengenalmu. Namamu?” Jaehyun mengulurkan tangannya untuk yang kedua kalinya.

“Kim Jungwoo”

Seperti itulah pertemuan singkat antara mereka. Pertemuan yang menyebabkan luka bagi seorang Jaehyun.

Setiap saat Jaehyun selalu berusaha menghabiskan waktu dengan Jungwoo. Jaehyun yang pada biasanya tinggal menunjuk siapa yang ia inginkan, sekarang ia yang harus berjuang untuk mendapatkan Jungwoo.

“Woo, malem minggu nanti nonton yuk”

“Ga bisa Je, gue sibuk”

“Ah lo mah sibuk mulu. Tiap gue ajak kemanapun pasti selalu ada alesan. Ayolahhhh”

“Lo cari cewek aja tuh sana. Pasti banyak yang mau pergi sama lo”

“Ga mau. Gue maunya sama lo”

“Je, lo kan terkenal playboy ya. Lo tinggal nunjuk A B C juga pasti langsung mau”

“Yaudah gue nunjuk lo”

“Je, gue sibuk”

“Gue maunya sama lo Kim Jungwoo”

“Aneh lo, kenapa harus gue coba?”

“Karna gue cinta sama lo”


Cinta. Cinta yang membuat malapetaka bagi Jaehyun. Perasaannya pada Jungwoo tumbuh bagaikan rumput liar, tidak dapat ia kendalikan.

“Hanahaki disease? Apa itu dok?”

“Hanahaki disease merupakan sebuah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia. Penyakit ini terjadi karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Penyakit ini mengakibatkan tumbuhnya kebun bunga di paru-paru manusia. Bunga-bunga itu akan terus mekar dan bertumbuh hingga menyumbat sistem pernapasan, termasuk batang tenggorokan. Pada umumnya penyakit ini adalah penyakit langka, rata-rata hanya 1-3 orang per tahun yang memiliki penyakit ini di setiap negara yang ada di dunia”

“Apa berbahaya dok?”

“Tergantung dengan orang yang kau cintai kedepannya. Apabila ia membalas rasa cintamu, maka kau akan sembuh dengan sendirinya. Jika tidak, ini akan berakibat fatal yang bisa menyebabkan kematian”

“Apa tidak ada cara lain untuk sembuh selain dia membalas cinta saya?”

“Ada, dengan operasi pengangkatan bunga yang ada di paru-parumu. Tapi perlu diketahui jika melakukan operasi maka rasa cintamu kepadanya akan hilang. Bahkan konsekuensi terparah adalah kau tidak bisa jatuh cinta lagi”


“John”

“Oit”

“Lo tau hanahaki disease ga?”

“Penyakit langka itu? One sided love?”

“Iya yang itu”

“Kenapa sama tu penyakit?”

“Menurut lo kalo misal ada yg punya penyakit itu bakal sembuh ga?”

“Hah gimana?”

“Misalnya gue kena penyakit itu kira-kira gue bakal sembuh ga?”

“Gue rasa kalo lo sih pasti sembuh. Secara gitu kan siapa yg bisa nolak lo? Lo demen sama dia nantinya juga dia bakal demen sama lo”

“Oh gitu ya...”

“Lo kenapa sih? Kok belakangan ini jadi aneh? Jadi sering mellow gitu, masa playboy mellow”

“Haha engga lah gue ga mellow”

Jaehyun terus memikirkan apa yang Johnny katakan. Apa benar dirinya bisa sembuh karna tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya? Tapi Jungwoo selalu menolak apa yang ia mau. Apa ia bisa mendapatkan cinta seorang Jungwoo? Apa ia mampu bertahan dengan kondisi badannya yang bisa saja sewaktu-waktu menjadi drop?

Beberapa hari setelahnya Jaehyun tidak pernah menghampiri Jungwoo. Ia ingin mencoba apakah dengan cara ini dia bisa sembuh atau tidak. Hal ini tentunya membuat Jungwoo merasa ganjil. Jaehyun yang biasanya selalu ada di dekatnya, kini menghilang tanpa kabar.


Sayangnya apa yang dilakukan Jaehyun tidak berbuah manis. Dengan cara itu justru membuat ia semakin memikirkan dan merindukan Jungwoo. Bukan sembuh yang ia dapatkan, tapi sakit yang lebih dalam.

Sampai suatu ketika Jungwoo melihat keberadaan Jaehyun di sebuah taman. Malam-malam, sendirian, hanya sedang memandang bintang.

“Je?”

“Eh Woo, sini duduk”

“Belakangan ini lo kemana? Kok gue jarang liat lo”

“Oh itu... Gue sibuk”

“Sibuk ngapelin cewek ya? Pantesan”

“Haha engga. Gue sibuk mikirin perasaan gue sama seseorang”

“Oh ya? Lo lagi suka sama seseorang? Coba ceritain ke gue”

“Yakin mau denger?”

“Iyaaaaa gue mau dengerin”

“Jadi... Gue jatuh cinta sama seseorang. Dia manis, baik, gue suka sama semua yang ada di diri dia”

“Siapa? Bisikin ke gue dong”

“Ada lah, cowok”

“HAH? Gue ga salah denger?”

“Anjir lo gue lagi serius cerita malah ngagetin. Untung jantung gue masih sehat”

“Yaa kaget aja sih. Gue kira lo demen sama cewek doang, ternyata...”

“Yang namanya perasaan kan ga ada yang tau”

“Iya oke. Terus gimana? Oh selama ini lo ga keliatan karna pdkt sama dia ya?”

“Engga. Justru gue ga keliatan karna gue lagi jauhin dia”

“Loh gimana sih katanya cinta tapi malah dijauhin. Huuuuu”

“Karna mencintai dia justru bikin gue sakit. Dia ga membalas rasa cinta gue”

“Loh kenapa? Bukannya di kampus kita ga ada yang bisa nolak lo?”

“Ada, dia. Coba sekarang gue tanya sama lo. Kalo gue bilang gue cinta sama lo, lo bakal nerima gue ga?”

“Engga”

“Uhuk uhuk”

Jaehyun terbatuk cukup parah sampai membuat dia memuntahkan bunga baby breath yang penuh dengan darah. Bahkan kini pernapasan Jaehyun sudah mulai berat.

“Je lo kenapa? Lo muntah... Darah... Bunga...”

“Hhhh... Jungwoo pergi... Hhhh pergi Woo”

“Tapi gue ga bisa ninggalin lo sendirian kayak gini”

“Hhhh... Jungwoo... tolong... lo... malah bikin... gue... makin sakit... tolong... pergi...”

“Ga bisa. Kita harus ke rumah sakit”

“GUE BILANG PERGI!”

“Oke oke gue pergi”

Jungwoo meninggalkan Jaehyun. Jungwoo tidak sepenuhnya meninggalkan, ia memperhatikan Jaehyun dari jauh. Ia melihat bagaimana lelaki itu berusaha bangkit dan berjalan tertatih-tatih. Sampai akhirnya tubuh Jaehyun tidak bisa dikendalikan dan ia pingsan. Jungwoo segera membawa Jaehyun ke dokter agar ia segera mendapat pertolongan medis.

“Anda keluarga Jaehyun?” tanya sang dokter pada Jungwoo

“Bukan dok, saya temannya. Kebetulan tadi kami lagi ngobrol di taman trus tiba-tiba dia muntah dan pingsan”

“Boleh saya tau apa yang kalian bicarakan?”

Jungwoo menceritakan tentang seluruh percakapan antara dia dan Jaehyun di taman.

“Boleh saya tau bunga kesukaan anda?”

“Saya? Saya suka banget sama bunga baby breath. Kenapa ya dok?”

“Dari analisa dan dari cerita kamu, saya merasa anda adalah orang yang dicintai Jaehyun”

“Saya?”

“Ya. Jaehyun mengalami hanahaki disease. Ia baru saja mendapat penolakan darimu sehingga menimbulkan reaksi pada tubuhnya. Bunga yang keluar dari tubuh Jaehyun adalah bunga baby breath, persis sama dengan bunga kesukaanmu”

Jungwoo terdiam. Ia tak tau harus apa. Semua yang baru saja diceritakan Jaehyun adalah dirinya. Bodoh, Jungwoo merasa bodoh. Mengapa ia tidak menyadarinya? Pantas saja Jaehyun menyuruhnya pergi, karna ialah sumber penderitaan Jaehyun.

“Lalu harus bagaimana untuk menyembuhkan Jaehyun dok?”

“Ada satu cara yang dapat menyembuhkannya, yaitu anda harus membalas cinta Jaehyun. Namun perasaan cinta itu harus tulus seperti makna bunga baby breath, bukan cinta yang didasari oleh rasa kasihan. Untuk saat ini anda tidak bisa melakukan hal tersebut bukan?”

“Iya dok, saya tidak bisa...”

“Karena itu jalan terakhir kita saat ini adalah operasi. Bunga yang ada di paru-paru Jaehyun harus segera diangkat”

“Kalau begitu lakukan dok. Lakukan apapun yang dapat menyelamatkan Jaehyun”

“Anda harus ingat satu hal. Ketika bunga di paru-paru penderita hanahaki diangkat, maka rasa cinta terhadap orang yang dicintainya akan hilang. Satu per satu bunga yang diangkat dari paru-parunya menandakan hilangnya sedikit demi sedikit perasaannya dan itu akan terjadi pada Jaehyun. Perasaannya pada anda akan hilang, bahkan mungkin ia akan melupakan anda karna bunga yang tumbuh sudah mengakar kuat pada paru-paru Jaehyun”

“Lakukan apapun dok. Setelah ini saya akan pergi dari hidup Jaehyun”

Jaehyun pun menjalankan operasi pengangkatan bunga yang ada di paru-parunya. Bunga-bunga tersebut sangat cantik dan indah, persis seperti Jungwoo. Namun dibalik keindahan tersebut membuat nafas Jaehyun menjadi sesak.

Operasi berjalan dengan lancar. Dokter berhasil mengangkat bunga yang hidup di paru-paru Jaehyun dan perasaannya pada Jungwoo juga telah hilang. Jungwoo pun menepati janjinya pada diri sendiri untuk pergi dari hidup Jaehyun.


2 tahun berlalu, baik Jaehyun maupun Jungwoo telah memiliki kehidupan masing-masing, namun tidak dengan kehidupan percintaan mereka.

“Jungwoo?”

“Oh hai, apa kabar?”

Mereka bertemu kembali. Acara reuni fakultas mempertemukan kembali mereka berdua.

“Uhuk uhuk”

“Je, lo gapapa?”

“Gue gapapa” ucap Jaehyun namun perkataannya tak sejalan dengan apa yang terjadi.

“Bunga baby breath lagi? Lo?”

“2 tahun lalu gue emang operasi Woo, tapi ternyata operasinya ga berhasil dengan sempurna. Gue pikir setelah gue operasi gue bakal bener-bener hilang rasa sama lo, tapi ternyata engga. Awalnya iya perasaan itu hilang, tapi lama kelamaan perasaan itu tumbuh lagi. Ternyata segitu besarnya rasa cinta gue ke lo sampe bunga baby breath tumbuh mengakar begitu kuat di paru-paru gue hahaha”

Satu tetes air mata berhasil jatuh ke pipi Jungwoo.

“Hey, jangan nangis” ucap Jaehyun mengusap air mata yang turun ke pipi Jungwoo.

“Berarti selama ini lo masih menderita karna gue? Gue masih jadi sumber penderitaan lo?”

“Engga. Lo bukan sumber penderitaan gue, tapi sumber kebahagiaan gue. Mungkin lo merasa kayak gitu, tapi gue engga. Bagi gue, lo adalah hal terindah yang ada di hidup gue, termasuk bunga-bunga ini. Mereka indah, meski mereka melukai gue dari dalam gue gapapa”

“Je...”

“Iya?”

“Setelah operasi apa lo masih ngerasain hal-hal sebelum lo operasi?”

“Iya, tapi ga separah dulu. Gue juga ga tau kenapa bisa gitu. Padahal dokter bilang beberapa bulan setelah operasi, bunga itu tumbuh seperti sebelumnya, padahal seharusnya bunga-bunga itu ga tumbuh lagi di paru-paru gue. Gue ga paham, harusnya dengan lo yang ga ada disisi gue harusnya gue makin parah, bahkan mungkin bisa aja saat ini kita udah ga ketemu, untuk selamanya”

“Jeje...” tangis Jungwoo semakin kencang

“Jangan nangis Woo ih gue yang sakit kenapa malah lo yang nangis”

“Lo sakit karna gue...”

“Engga. Gue bilang engga ya engga, paham? Gue juga belom selesai cerita. Dokter bilang, kondisi tubuh gue ini langka. Haha hidup gue rumit banget ya? Gue udah dapet penyakit langka, ditambah kondisi tubuh gue juga langka. Kayak yang gue bilang tadi, harusnya dengan ga adanya lo disisi gue bisa bikin gue makin parah, tapi gue malah ngerasa biasa aja. Bunga-bunga itu masih ada disana, tapi mereka ga mengganggu pernafasan gue. Apa mungkin...”

“Gue cinta sama lo”

“Apa? Apa Woo? Gue ga denger”

“Ga ada pengulangan”

“Woo...”

“Apa?”

“Kalo apa yang lo bilang tadi bener, apa lo mau nerima gue? Sebentar”

Jaehyun mengeluarkan cincin yang ada di jarinya.

“Gue tau ini ga romantis, apalagi pake cincin dari tangan gue sendiri hahaha. Tapi gue harap dengan adanya cincin ini lo tau kalo gue bener-bener cinta sama lo. Kim Jungwoo, apa lo mau jadi pacar gue?”

Jungwoo mengangguk kecil.

“Apa jawabannya?”

“Iya gue mau”

Jaehyun memakaikan cincin di jari manis Jungwoo yang saat ini masih menunduk karna Jungwoo yakin sekarang wajahnya sudah semerah tomat.

“Woo liat gue”

Jungwoo menolak. Ia tidak mau menatap Jaehyun.

“Woo... Ih lucunya pacar siapa sih ini mukanya merah banget”

“Ih Jeje!”

“Haha maaf maaf. Tapi Woo, lo nerima gue gini bukan karna kasian kan?”

“Kasian apanya? Ngapain gue kasian sama lo. Kalo gue nerima lo karna kasian, lo ga bakal sembuh juga ya kan?”

“Iya sih. Berarti lo beneran cinta sama gue?”

“Iya ih jangan diperjelas terus, gue malu”

“Gemes banget sih, sini”

Jaehyun melebarkan tangannya seolah memberi isyarat kepada Jungwoo untuk memeluk dirinya.

“Makasih banyak ya Woo. Dulu gue pikir ini karma buat gue karna ya lo tau sendiri lah gue gimana. Ternyata Tuhan justru mempertemukan gue sama lo. Berkat lo gue jadi tau gimana caranya berjuang, apalagi berjuang untuk hidup demi orang yang gue cintai” ucap Jaehyun yang sedang memeluk Jungwoo dalam dekapannya.

“Gara-gara lo gue jadi tau gimana rasanya bersalah tau ga. Tiap hari gue jadi mikirin lo terus karna gue ga tau gimana keadaan lo setelah operasi. Karena itu gue jadi sayang sama lo” Jungwoo mendecak sebal.

“Gapapa, mungkin kita emang jodoh? By the way gue baru tau makna bunga baby breath. Lo kenapa suka bunga baby breath Woo?”

“Bunga baby breath itu kecil tapi cantik. Bunga baby breath itu melambangkan kemurnian, ketulusan dari cinta yang abadi, cinta yang sejati. Aku suka makna dari bunga itu”

“Aku kamu nih?” ucap Jaehyun meledek Jungwoo.

“Ih tuh kan kamu mah” Jungwoo melepaskan pelukannya.

“Haha bercanda sayang. Mungkin karna itu aku jadi cinta mati banget ya sama kamu? Sampe aku udah operasi aja bunga dan perasaan aku tumbuh lagi. Kalo boleh memilih, aku lebih baik mati daripada perasaanku padamu menghilang. Tapi kamu waktu itu malah menolakku, didepan mataku sampai tubuhku sendiri ga sanggup menahan reaksi yang terjadi berkat penolakanmu itu”

“Maaf ya selama ini aku bikin kamu menderita...”

“Ga ada kata menderita Woo. Aku baik-baik aja menjalani semua ini. Perasaan seseorang itu ga pernah salah, termasuk rasa cinta aku ke kamu. Meski sakit, tapi aku bahagia menjalaninya, karna itu kamu. Selama itu adalah kamu, aku bahagia”

“I love you, Jungwoo”

Fin. 🌙